Gaya HidupKesehatan

Bahaya Penggunaan Minyak Goreng Berulang, Ini Batas Amannya!

7
×

Bahaya Penggunaan Minyak Goreng Berulang, Ini Batas Amannya!

Sebarkan artikel ini

detaktangsel.com Gaya Hidup – Minyak goreng merupakan bahan yang nyaris selalu hadir di dapur dan digunakan dalam berbagai proses memasak. Namun, tidak sedikit orang yang memilih untuk menggunakan kembali minyak yang sudah dipakai. Kebiasaan ini juga kerap ditemui pada makanan yang dijual di luar rumah.

Padahal, penggunaan minyak goreng secara berulang bisa berdampak negatif bagi kesehatan tubuh. Mengetahui seberapa sering minyak bekas boleh digunakan menjadi hal yang penting untuk dipahami.

Berapa Kali Minyak Goreng Boleh Dipakai Ulang?
Saat dipanaskan, suhu minyak bisa mencapai 100 derajat Celsius atau lebih, dan pada teknik menggoreng dalam jumlah banyak (deep frying), suhunya bahkan bisa menembus 200 derajat.

“Pada suhu itu banyak perubahan yang terjadi pada minyak. Asam lemaknya mengalami perubahan dan membentuk lemak trans, yang berbahaya bagi kesehatan,” jelas Ketua Umum PERGIZI Pangan, Prof Dr Ir Hardinsyah, MS, dalam wawancara bersama detikcom.

Karena itu, Prof Hardinsyah menyarankan agar minyak bekas atau jelantah idealnya hanya digunakan sekali. Namun, jika terpaksa, maksimal boleh dipakai dua kali.

“Kalau orang mampu, sebaiknya cukup sekali saja. Tapi kalau kurang mampu, ya maksimal dua kali, jangan lebih dari itu,” ujarnya.

Risiko Kesehatan dari Penggunaan Minyak Berulang
Memanaskan kembali minyak goreng terlalu sering bisa memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari peradangan hingga risiko kanker.

  1. Menjadi Zat Karsinogenik
    Minyak yang terus-menerus dipanaskan akan menghasilkan senyawa beracun seperti aldehida. Dikutip dari Times of India, sebuah studi pada 2020 menemukan bahwa pemakaian minyak berulang memicu terbentuknya zat karsinogenik seperti polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH).

Penelitian tersebut juga mengaitkan konsumsi minyak bekas dengan risiko kerusakan materi genetik (gentotoksik), mutasi DNA (mutagenik), pemicu tumor (tumorigenik), hingga peningkatan risiko berbagai kanker, seperti kanker paru-paru, payudara, kolorektal, dan prostat.

  1. Menyebabkan Peradangan
    Minyak goreng bekas juga meningkatkan jumlah radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas dapat memicu peradangan, yang menjadi penyebab utama berbagai penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Selain itu, peradangan yang tinggi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
  2. Menaikkan Kolesterol Jahat (LDL)
    Minyak yang telah menghitam karena dipakai terus-menerus juga berdampak pada kadar kolesterol. Konsumsi makanan yang digoreng dengan minyak tersebut bisa meningkatkan kolesterol LDL, yang berkaitan erat dengan risiko stroke, serangan jantung, dan nyeri dada.
  3. Memperparah Asam Lambung
    Gejala seperti nyeri perut atau rasa terbakar di tenggorokan juga bisa dipicu oleh konsumsi minyak goreng bekas. Bagi penderita gangguan lambung, seperti GERD, sebaiknya menghindari gorengan dan makanan cepat saji yang diolah dengan minyak yang sudah dipakai berkali-kali.

Cara Aman Menghindari Minyak Jelantah
Untuk menjaga kesehatan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tak tergoda memakai minyak berulang kali:

Masak dalam Porsi Kecil
Memasak dalam jumlah sedikit dapat mengurangi kebutuhan akan minyak dan juga membantu mengontrol porsi makan.

Jangan Campurkan Minyak Baru dan Bekas
Minyak bekas yang sudah dipanaskan akan mengalami proses polimerisasi. Menurut laman Scientific India, hal ini dapat menghasilkan senyawa berbahaya seperti aldehida, peroksida, dan radikal bebas.

Batasi Penggunaan Minyak Bekas Maksimal Dua Kali
Demi kesehatan, minyak sebaiknya hanya dipakai satu hingga dua kali. Lebih dari itu, risiko paparan senyawa berbahaya akan meningkat.