detaktangsel.com, TANGSEL – Himpunan lintas profesi yang tergabung dalam WhatsApp Grup (WAG) Tangsel Connection (TaCo) menyatakan kesiapannya dalam menyikapi berbagai isu yang terjadi di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.
Pada kesempatan siaturahmi rutin bulanan anggota TaCo di kawasan kuliner Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Jum’at (17/10/2025), pengurus TaCo menekankan pentingnya setiap anggota menjadi bagian dalam proses pembangunan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Sekretaris Umum TaCo, Suhalimi Ismedi mengatakan, Tangsel Connection sekarang bergeser paradigmanya, tidak hanya sebagai silaturahmi semata. Perkumpulan ini juga harus menjadi wadah edukasi kepada masyarakat, selain menjadi mitra kerja pemerintah daerah.
Oleh karena itu, kata Ismedi, anggota TaCo jangan sungkan untuk menyampaikan aspirasi, kritik, saran dan pendapatnya untuk kemajuan pembangunan Kota Tangsel menjadi lebih baik lagi.
“Anggota TaCo dapat menyampaikan aspirasi, pendapat dan sarannya, baik melalui grup WhatsApp maupun dalam acara silaturahmi,”ungkap Sekretaris Umum TaCo.
Ismedi menambahkan, semua masukan dari anggota akan ditampung dan disampaikan kepada Pemkot Tangsel agar untuk ditindaklanjuti.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum TaCo Hartono Warsito menambahkan, bahwa anggota Tangsel Connection terdiri dari lintas profesi. “Ada dari unsur pengusaha, aktivis, pejabat pemerintah, DPRD, DPR RI, wartawan, dokter, seniman, budayawan, pegawai swasta, dan profesi lainnya,” jelasnya.
Saat ini, menurut Ketum TaCo, di Tangsel ada banyak hal yang perlu mendapat perhatian, pengawasan, dan pengawalan serius dari semua pihak.
Diantaranya, masalah sampah, balik nama kepemilikan sertifikat tanah, pendidikan, dan lainnya. “Nah, untuk di Tangsel ini kita jangan diam. Kita harus bersuara memberikan masukan, saran dan pendapat agar polemik tersebut secepatnya teratasi,” jelasnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangsel, Deden Deni yang juga ikut bersuara. Dia mengaku banyak menerima laporan dan pengaduan dari masyarakat. Dia juga menegaskan bahwa Dindik tidak anti kritik dan tetap menerima masukan, saran dan pendapat untuk menjadikan dunia pendidikan menjadi lebih baik.
“Kita sangat butuh masukan dari masyarakat tentang bagaimana melahirkan siswa-siswi yang bermoral, cerdas dan patuh terhadap aturan atau disiplin. Konsepnya seperti apa? Masukan-masukan yang membangun ini kita terima dan kita tindaklanjuti,” kata Deden.
“Sayangnya, laporan dan masukan yang kami terima justru hal yang lain, seperti pungli, soal seragam sekolah,” tegasnya.
(Jek/Red)