Internasional

Konflik Israel-Iran Picu Lonjakan Premi Asuransi Kapal di Laut Merah dan Teluk Persia

6
×

Konflik Israel-Iran Picu Lonjakan Premi Asuransi Kapal di Laut Merah dan Teluk Persia

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Memanasnya konflik antara Israel dan Iran mulai berdampak serius terhadap industri pelayaran global. Lonjakan risiko keamanan di wilayah Laut Merah dan Teluk Persia telah mendorong kenaikan signifikan pada biaya asuransi maritim, khususnya premi risiko perang (war risk insurance).

Menurut laporan terbaru dari Marsh McLennan, broker asuransi terbesar di dunia, tarif asuransi bagi kapal-kapal yang melakukan perjalanan menuju kawasan Teluk meningkat dari 0,125% menjadi 0,2% dari nilai kapal. Kenaikan ini mencerminkan peningkatan risiko akibat eskalasi ketegangan di kawasan tersebut.

Marcus Baker, Kepala Global Bidang Kelautan, Kargo, dan Logistik di Marsh, mengungkapkan bahwa premi asuransi untuk pelabuhan-pelabuhan di Israel juga mengalami lonjakan signifikan. Tarif yang sebelumnya berada di bawah 0,25% kini naik menjadi 0,7%, atau lebih dari tiga kali lipat.

“Ada peningkatan premi risiko perang untuk wilayah Laut Merah, sementara cakupan asuransi untuk pelabuhan di Israel meningkat secara drastis,” ujar Baker seperti dikutip dari CNBC, Kamis (19/6/2025).

Selain kenaikan tarif, jangka waktu penawaran harga asuransi juga diperpendek. Jika sebelumnya harga berlaku selama 48 jam, kini hanya berlaku 24 jam, mencerminkan tingkat ketidakpastian yang meningkat di kawasan tersebut.

“Meskipun situasi masih terkendali, potensi risiko tetap ada. Namun untuk saat ini, pengiriman kargo masih memungkinkan melewati wilayah ini,” imbuhnya.

Sementara itu, Jakob Larsen, Kepala Keamanan di BIMCO, organisasi yang mewakili para pemilik kapal internasional, mengatakan bahwa beberapa pemilik kapal telah memilih untuk menghindari Selat Hormuz karena dianggap tidak aman.

“Awal pekan ini, peningkatan konflik menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemilik kapal dan menyebabkan penurunan jumlah kapal yang melewati kawasan tersebut,” kata Larsen.

Ia menambahkan bahwa situasi ini berpotensi menaikkan harga energi global, meningkatkan biaya logistik, serta memicu penundaan pasokan dalam rantai distribusi internasional.

Kondisi geopolitik yang terus memanas antara Iran dan Israel memperbesar risiko pada jalur pelayaran strategis dunia. Jika konflik terus memburuk, para analis memperingatkan bahwa dunia bisa menghadapi krisis energi dan logistik global yang lebih luas.

Peningkatan biaya asuransi, perubahan jalur pelayaran, dan gangguan distribusi pasokan barang berpotensi berdampak pada inflasi harga komoditas, khususnya minyak dan gas, yang selama ini sangat bergantung pada jalur Laut Merah dan Selat Hormuz.