detaktangsel.com TANGERANG – Siang itu, matahari memancar terik di Kampung Legok Sukamaju, Kecamatan Kemeri, Kabupaten Tangerang. Di sebuah sudut kampung, berdiri gubuk reyot dengan dinding papan lapuk dan atap bolong.
Angin yang berhembus membuat atapnya berderit, seolah memberi tanda bahwa ia tak lagi mampu melindungi penghuninya.
Dari balik pintu kayu yang hampir runtuh, tampak sosok perempuan renta. Dialah Sarmi, seorang lansia yang sejak puluhan tahun tinggal di rumah sederhana itu. Namun sejak musibah hujan angin pada Juli lalu, gubuk itu berubah menjadi puing nyaris roboh.
“Rumah saya sudah lama reot. Begitu ada hujan kencang, makin parah, saya hanya bisa pasrah,” ucap Sarmi lirih, matanya berkaca-kaca.
Hari itu, Selasa (19/8/2025), langkah seorang pejabat memasuki pekarangan kecil rumahnya. Camat Kemeri yang baru, Rudi Hadi Karsono, datang langsung meninjau.
Kehadirannya membuat Sarmi terharu. Bukan hanya sekadar melihat, Camat Rudi bahkan menyerahkan bantuan uang tunai untuk membeli bahan bangunan, serta berjanji akan membangun rumah layak huni bagi Sarmi pada akhir tahun ini.
Air mata pun jatuh di pipi keriput wanita itu. “Alhamdulillah… saya sangat bersyukur. Semoga Pak Camat dan Pak Kades sehat selalu,” katanya dengan suara bergetar.
Rudi Hadi Karsono menyaksikan sendiri kondisi rumah itu. Atap yang bolong, dinding rapuh, dan lantai tanah yang becek setiap hujan datang.
“Insyaallah, kita anggarkan pada akhir tahun ini. Banyak laporan dari warga bahwa rumah Ibu Sarmi memang sudah tidak layak huni. Saya pastikan beliau akan punya tempat tinggal yang lebih layak,” tegasnya.
Sore itu, di balik gubuk tua yang hampir runtuh, harapan kembali tumbuh. Harapan seorang lansia untuk dapat tidur tanpa takut genting jatuh, untuk bisa bernaung di bawah atap yang kokoh, dan untuk bisa menikmati sisa usianya dengan tenang.
Di mata Sarmi, rumah bukan sekadar bangunan. Ia adalah saksi hidup perjalanan panjang seorang perempuan tua yang kini hanya mendambakan satu hal, tempat pulang yang pantas.