Nasional

MBG Bukan Sekadar Makanan, 94.000 Lapangan Kerja dan Peluang Bisnis Baru Tercipta

12
×

MBG Bukan Sekadar Makanan, 94.000 Lapangan Kerja dan Peluang Bisnis Baru Tercipta

Sebarkan artikel ini

detaktangsel.com TANGSEL – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) tidak hanya menyasar pemenuhan gizi anak-anak, tetapi juga memberi dampak ekonomi yang signifikan, khususnya bagi pelaku UMKM dan ibu rumah tangga.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, saat meninjau dapur layanan Satuan Pelayanan Pangan Gizi (SPPG) di Kota Tangsel menyebutkan bahwa hingga kini sudah terdapat 2.390 titik SPPG aktif di Indonesia. Ribuan pelaku usaha telah terlibat, terdiri dari 3.084 UMKM, 551 koperasi, 149 BUMDes, serta 2.334 supplier lainnya.

“Program MBG bukan hanya soal makanan bergizi untuk anak, tapi juga tentang memberdayakan ekonomi masyarakat. Di Tangsel, satu dapur bisa melibatkan sedikitnya 15 supplier dan banyak menyerap tenaga kerja dari kalangan ibu rumah tangga,” ujar Dadan, Selasa (29/7/2025).

Ia menjelaskan, program ini telah membuka lapangan kerja secara masif. Salah satu supplier sayuran di Pamulang, misalnya, mempekerjakan 15 pekerja lokal. Tenaga dapur pun telah didaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan sebagai bentuk perlindungan sosial.

Menteri Koperasi dan UMKM, Maman Abdurrahman, menegaskan bahwa program MBG dikemas sebagai ekosistem pangan dan gizi nasional yang melibatkan produsen lokal, pembeli, hingga ahli gizi. Menu disusun berdasarkan potensi lokal dan preferensi masyarakat.

“Contohnya di Tangsel, lele menjadi menu favorit. Satu dapur bisa menghabiskan 3.500 ekor lele per hari, atau lebih dari 10.000 ekor per minggu. Ini menciptakan pasar baru bagi peternak lokal,” katanya.

Secara nasional, lebih dari 94.000 tenaga kerja telah diserap melalui program ini, belum termasuk sektor hulu seperti pemasok bahan pangan. Saat ini, program MBG telah menjangkau 7,5 juta penerima manfaat dan ditargetkan menjangkau 82,9 juta orang di seluruh Indonesia.

“Kalau target tercapai, kita bicara soal kebutuhan harian 82,9 juta butir telur dan potensi produksi hingga 100 juta ayam. Ini jadi pendorong utama ekonomi rakyat,” terang Maman.

Ia menekankan, semua komoditas yang masuk ke program harus memenuhi standar tinggi, baik dari segi kualitas maupun kontinuitas, mengingat program ini berjalan setiap hari dan melayani anak-anak.

Pelaku usaha yang ingin bergabung bisa mendaftar melalui portal mitra.dgr.go.id atau langsung ke SPPG di daerah masing-masing. Pemerintah juga memberikan pendampingan, pelatihan, dan fasilitasi legalitas, termasuk BPJS, NIB, sertifikat halal, hingga izin BPOM.

“Targetnya, setiap SPPG melibatkan minimal 15 UMKM. Ini mandat langsung dari Presiden dan Kepala BGN agar ekonomi kerakyatan benar-benar bergerak dari bawah,” bebernya.

Di Kota Tangsel, ditargetkan terbentuk 169 SPPG. Dengan alokasi anggaran sekitar Rp10 miliar per titik per tahun, dana yang akan mengalir ke Tangsel bisa mencapai hampir Rp2 triliun, di mana 85% di antaranya digunakan untuk pembelian bahan pangan dari UMKM lokal.