Benarkah Asal Mula Nama Tangerang dari kata 'Tengger/Tetengger' (patok)?

Benarkah Asal Mula Nama Tangerang dari kata 'Tengger/Tetengger' (patok)?

detaktangsel.com TANGSEL -- Yah, pertanyaan ini sebenarnya sdh lama menjadi pertanyaan besar dalam hati saya. Mengingat cerita ini sudah kadung menjadi budaya tutur masyarakat lokal, maka hal yg paling mudah untuk sy memulai penulisan sejarah lokal adalah mengikuti alur cerita yg ada meski blm ada satu sejarawan masa lalu pun yg menulis asal mulanya nama Tangerang adl 'Tengger'.

Baik kita mulai saja...

Awal mula cerita masyarakat ini berangkat dari sebuah 'tengger' yg dalam istilah Sunda adalah sebuah patok yg dibangun oleh Pangeran Sugri, putra dari Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Banten yg bertahta sejak 1651-1683.
Dalam isi prasasti tersebut termuat tulisan dng angka tahun dibangunnya yakni; hari sabtu tanggal 5 Sapar tahun wau, atau sekitar 1684 M. "...Dimana sesudah perang kita memancangkan tugu untuk mempertahankan batas Timur Cipamugas (Cisadane) dan Barat yaitu Cidurian untuk semua menjaga tanah kaum Parahyang...."

Dengan dasar prasasti tersebutlah maka bermunculan stigma di masyarakat jika asal mula nama Tangerang berangkat dari tugu yg ditancapkan oleh tiga maulana yg di utus oleh Pangerang Sugri di Banten.

Namun jika kita mencermati dng teliti angka tahun berdirinya tugu tersebut yakni 1684, atau seiring dng berakhirnya kekuasan Banten di wilayah Tangerang melalui perjanjian 17 April 1684, sepertinya ada satu BAB dari sejarah asal mula nama Tangerang ini yg hilang dari catatan masa lalu. Apakah BAB yang hilang tersebut?
Yah, kata 'Tangerang' itu sendiri.

Jika munculnya kata Tangerang itu berdasarkan kata 'tengger' atau tugu yg didirikan oleh Pangeran Sugri di abad ke-17, maka saya menemukan rekam jejak nama Tangerang lebih tua dari perkiraan masyarakat pada umumnya.

Nama Tangerang sendiri sudah ada jauh sebelum prasasti tersebut berdiri di abad ke-17.

Prof.Nina Lubis dalam: Sejarah Banten, Membangun Tradisi dan Peradaban (2014), Banten sebagi induk Tangerang sudah tercatat dalam perjalanan para penjelajah yakni, Tome Pires dari Portugis dan Mao Kun dari China sejak 1421 M.
Sedang penulis Claude Gillot dalam buku Banten, Sejarah Peradaban Abad X-XVII (2008) mengungkapkan nama Tangerang sudah disebut dalam tutur masyarakat sebagaimana dalam catatan ekspedisi Fransisco 'de Sa, pada tahun 1527 sebagai 'Tamgaram'.

Hal yang paling menguatkan lagi jika nama Tangerang sudah lebih dulu muncul jauh sebelum prasasti tugu di kelurahan Grendeng tersebut berdiri di tahun 1684, adalah berangkat dari tutur masyarakat lokal di abad ke-16, yang mana menyebutkan nama Sungai Tjisadane dengan sebutan Sungai Tangaram. Sedang penduduk di pedalaman menyebutnya dengan nama Tjisadane dan Banten menyebutnya dng Cipamugas. Ini menunjukan bukti jika nama Tangerang sudah muncul sejak lama. Paling tidak sudah muncul dalam laporan Portugis di abad ke-16.

Seorang Portugis, Joao de Barros (J. Barros) di dalam laporannya (1527): di pantai utara Jawa terdapat tujuh pelabuhan penting, yakni: Chiamo, Xacatara, Caravam, Tangaram, Cheguide, Pondang dan Bantam.

Penulis-penulis geografi Belanda mengidentifikasi Chiamo sebagai Tjimanoek (Indramajoe), Xacatara sebagai Jacatra, Caravam sebagai Karawang, Tangaram sebagai Tangerang, Cheguide (Tkonade), Pondang (Pontang) dan Bantam.
*(lihat Tijdschrift van het Aardrijkskundig Genootschap, 1906, 01-01-1906).  
*(Joao de Barros: Decades of Asia, 1522-1563)

Pelabuhan Tangaram (Tangerang) diduga kuat adalah Moeara, suatu tempat yang berada di muara sungai Tangerang. Orang-orang Poertugis menyebut tempat tersebut sebagai de Qual (muara). Pada awal era VOC nama tempat ini di dalam literatur Belanda disebut Moeara (mengacu pada nama lokal) atau de Qual (mengacu pada sebutan orang-orang Portugis). Oleh karena itu nama Tangerang bukanlah nama yang baru muncul di abad ke 17, tetapi nama yang sudah kuno atau purba. Suatu nama yang sudah eksis sebelum munculnya Kerajaan/Kesultanan Banten atau Kerajaan Jacatra (Sunda Kalapa). Sama akan halnya nama Bantam yang dikemudian hari berubah nama menjadi Banten. *(Akhir Matua Harahap: Sejarah Tangerang, Asal-Usul Kampung di Wilayah Tangerang, 2019).

Jika melihat perbedaan angka tahun antara masuknya Portugis di Tangerang dan didirikannya Prasasti Tugu (Tengger), maka penyebutan istilah 'Tengger' sebagai asal mula nama Tangerang tidak berdasar dan masih membutuhkan kajian yg dalam.

Hoesein Djajadiningrat secarah mendalam telah mengupas sejarah Banten dalam bukunya: Tinjauan Kritis Tentang Sejarah Banten. Dari buku ini pulalah dapat diketahui Sejarah Tangerang ditinjau dari sudut pandang dan kepentingan kerajaan Banten saat itu. Mengacu pada Kronik Banten yang ditulis pada tahun 1662-1663 dan mengalami dua kali perbaikan yaitu pada tahun 1701-1732. Dan dari masing2 penerbit memiliki kebebasan untuk memberi tafsiran maupun sisipan peristiwa yang terjadi saat itu...*

Wallahu a'lam bishawab
Semoga Manfaat

Oleh:Agam Pamungkas Lubah
Sumber: KITLV

#Padepokan Roemah Boemi Pamoelang
#HISTORIA Tangsel
23 Jan' 2023

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online