Menyedihkan, di Tangsel Ada Janda 3 Anak dan 1 Cucu Tinggal di Gubuk Reot

Nuraini saat menggendong cucunya di depan gubuk reot yang ditempatinya lima tahun silam Nuraini saat menggendong cucunya di depan gubuk reot yang ditempatinya lima tahun silam

detaktangsel.com SERPONG - Menyedihkan! Mungkin kata tersebut yang pertama kali terucap ketika melihat satu keluarga yang tinggal Kampung Jaletreng, Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong, Kota Tangsel.

Adalah Nuraini, janda berumur 42 tahun bersama tiga anak dan satu cucu itu, rela menyabung nyawa dengan menempati gubuk reot peninggalan almarhum suaminya sejak lima tahun silam.

Ditemui di kediamannya, Nuraini menceritakan soal kecemasannya selama tinggal di gubuk reot tersebut. Menurut dia, kondisi yang terjadi ketika musim penghujan saat ini, ditinya tak jarang ngungsi lantaran takut gubuk yang ditempatinya itu ambruk.

Ia pun tak rela jika hal-hal buruk terjadi pada ketiga anak dan cucunya itu mengingat beberapa waktu lalu, Nuraini telah ditinggal sang suami untuk selama-lamanya lantaran sakit.

Panatauan dilokasi, rumah berdinding triplek yang ditempati Nuraini sangatlah tidak layak. Kayu-kayu yang berfungsi sebagai penyangga atap rumah, nampak mulai lapuk terkikis waktu.

Begitupun atap kamar mandi di rumah yang ia bangun bersama almarhum suami ketika masih menemaninya dulu, hanya menggunakan triplek dan terpal berukuran panjang. Sementara air untuk keperluan sehari-hari, Nuraini terpaksa harus menumpang ke orang lain dengan imbalan Rp 100 ribu setiap bulan dibayar Nuraini ke orang tersebut. Tapi, kini kamar mandi tersebut sudah tak layak untuk digunakan.

"Kayunya udah lapuk kena hujan, kena panas, dulu kan ada bapaknya, atasnya (genteng) suka jatuh, kalau ada bapaknya enak ada yang benerin, bapaknya enggak ada, saya jadi susah," kata Nuraini dilokasi, Selasa (22/9/2020).

Perempuan yang masih memegang KTP Kota Tangsel itu mengaku bila malam hari datang, disaat anak dan cucunya tertidur pulas, Nuraini masih tetap terjaga dari tidurnya. Sebab, didalam rumahnya banyak tikus yang tak jarang merayap ditubuh anak-anaknya.

"Sering ada ular, kalajengking juga ada, segede tangan. Kalau tikus, jangan ditanya. Tidur bareng tikus, kadang lagi tidur tikus suka ngerayap ke kaki, baju juga banyak yang dimakanin tikus," tuturnya.

Nuraini yang kini menghidupi anak serta cucunya nyambi hidup itu, berusaha tegar menjalani hari-hari bersama anak dan cucunya itu. Sementara hasil jualannya, ia digunakan untuk membayar kontrakan yang disewanya agar sang anak dan cucu bisa tertidur pulas.

"Pada tidur disitu (Gubuk) enggak berani, takut rubuh. Akhirnya saya ngontrak dikontrakan punya saudara, nanti patungan bayar Rp 500 sebulan," ungkap Nuraini.

Meski terlihat tegar, Nuraini berharap ada uluran tangan Pemkot Tangael agar bisa melihat dan membantu memperbaiki rumahnya tersebut

"Saya mah kepengen ada yang betulin, minimal dibikinin tembok biar enggak rubuh. Semoga ada yang bantu saya," ujar dia.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online