DKPP Kota Tangsel Mendorong Pemanfaatan Lahan Untuk Urban Farming

DKPP Kota Tangsel Mendorong Pemanfaatan Lahan Untuk Urban Farming

detaktangsel.com ADVERTORIAL – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) mengajak masyarakat untuk mengupayakan pemanfaatan lahan di sekitarnya sebagai areal budidaya pertanian dengan konsep Urban Farming.

Konsep pertanian urban farming adalah kegiatan pertanian di perkotaan dengan memanfatkan lahan yang sedikit secara optimal. Dalam urban farming , masyarakat didorong untuk melakukan kegiatan penanaman sayur-sayuran/dan atau holtikultura di pekarangan rumah, di pinggir jalan lingkungan, atau pun lahan fasilitas umum (fasum) dengan media polybag dan tanah.

IMG-20151024-WA0009

Menurut Kepala DKPP Kota Tangsel Mochamad Taher Rochmadi, jenis tanaman yang di budidayakan adalah tanaman holtikultura, seperti : cabe, sawi, kangkung, caisim, dll. Hal ini diharapkan agar masyarakat dalam jangka waktu pendek (1 – 3 bulan) dapat menikmati hasil panennya.

"Untuk media tanam, masyarakat dilatih oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota Tangerang Selatan agar membuat kompos dan pupuk cair yang berasal dari sampah organik yang di hasilkannya. Urban farming dikembangkan di Kota Tangsel dengan tujuan agar masyarakat bisa lebih peduli dan berperan dalam pengolahan sampah yang berwawasan lingkungan," terang Kadis DKPP Kota Tangsel.

IMG-20151026-WA0009

Sementara itu, beberapa waktu yang lalu, Kepala DKPP Kota Tangsel M. Taher Rochmadi seusai meresmikan pemanfaatan lahan terbatas di area Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduse – Reuse – Recycle (TPAS-3R) Ciater Barat atau TPST-3R "Chibar" sebagai urban farming, juga membagikan tabung komposter kepada pemerintah Kelurahan, pengurus lingkungan, dan masyarakat sebagai model pengelolaan sampah organik yang dapat menghasilkan pupuk organik cair.

Dalam sambutannya, Kadis DKPP Tangsel mengungkapkan, untuk bisa menjalankan/mengoperasionalkan TPST-3R diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kepedulian dan dedikasi tinggi pada persoalan kebersihan dan lingkungan, setidaknya di lingkungan wilayah tempat kita tinggal.

IMG 0538

"Setiap persoalan kebersihan dan lingkungan dapat dikonsultasikan kepada pihak-pihak yang terkait, bisa ke DKPP atau ke konsultan yang mendampingi," imbuh M Taher Rochmadi.

Kadis DKPP menambahkan, apabila kegiatan di TPST hanya sekadar memproduksi kompos, maka hasilnya tidak cukup bernilai. Karenanya, menurut M.Taher Rochmadi diperlukan adanya kegiatan lain, seperti Bank Sampah dan Urban Farming. "Saya ingin pilot project pengelolaan sampah di tingkat lingkungan TPST-3R 'Chibar' bisa menjadi contoh yang baik, dan di copy paste untuk diterapkan di lingkungan wilayah lain se-Kota Tangsel. Bayangkan, bila sampah tidak dikelola dengan baik, kita mau hidup nyaman di mana lagi ?,"ungkap Kadis DKPP.

M. Taher Rocmadi menambahkan, dalam hal pengelolaan Bank Sampah, khususnya yang terkait dengan membangun kemitraan dengan pihak ketiga, pihak Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) selaku pengurus TPST-3R diminta untuk tidak melihat nilai jual produk yang dihasilkan semata, tetapi pada kesiapan pihak ketiga yang secara konsisten menampung semua hasil kegiatan KSM. "Cari rekanan yang kredibel, sehingga kegiatan KSM tidak terganggu," jelasnya.

IMG 0577

Sementara itu, Kabid Kebersihan DKPP Yepi Suherman meminta masyarakat agar dapat membantu kinerja KSM selaku pengurus untuk mengoptimalkan pemanfaatan TPAS-3R, sekaligus dapat merawat semua fasilitas yang telah diberikan pemerintah agar maksud dan tujuan adanya TPST-3R, Bank Sampah, urban farming, dan pemberian tabung komposter menjadi bagian solusi dalam mengatasi masalah yang ada.

Mengutip apa yang disampaikan pendiri Komunitas Indonesia Berkebun Ridwan Kamil, Yepi Suherman menjelaskan, urban farming memiliki misi untuk menyebarkan semangat positif peduli lingkungan dan perkotaan. Urban farming di TPST-3R Chibar dapat dijadikan cikal bakal pusat percontohan dan pelatihan penanaman kebutuhan sayur-sayuran dengan memanfaatkan lahan yang terbatas. Dengan urban farming selain dapat membuat lingkungan menjadi lebih subur dan pendapatan KSM juga akan bertambah. Bila konsep urban farming diterapkan di halaman masing-masing, maka urban farming bisa menghasilkan panen sayuran-sayuran, buah-buahan untuk di konsumsi bersama keluarga, atau dijual," terang Yepi.

Yepi menambahkan, kegiatan bank sampah tidak mungkin dilaksanakan, jika tujuannya hanya profit. Karenanya, dalam mengelola bank sampah harus ada misi sosialnya, yakni kebersihan lingkungan dan pemanfaatan energy. "Seorang pengelola bank sampah juga harus bisa menjadi penggerak sosial,"terangnya.

IMG 0584

Sementara itu, atas nama pemerintah Kelurahan Ciater dan masyarakat, Sekretaris Kelurahan Ciater Linda Hermawati mengungkapkan, keberadaan TPST-3R "Chibar" merupakan contoh nyata dan menjadi bagian solusi pengelolaan sampah yang baik dan benar dalam skala lingkungan. Dan, pembagian tabung kompoter dari DKPP kepada warga di lingkungan RW. 02 Keluarahan Ciater khususnya, diharapkan dapat menjadi stimulan bagi masyarakat untuk memulai mengelola sampah langsung dari sumbernya.

"Atas nama pemerintah Kelurahan Ciater dan masyarakat, kami mengucapkan terima kasih kepada pemkot Tangsel melalui DKPP dan Dinas terkait lainnya dalam membantu masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, dengan memberikan fasilitas pengelolaan sampah melalui TPST-3R, pembagian tabung komposter, pelatihan bank sampah, dan lain-lain. Insya Allah, semua fasilitasi pemerintah dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, dan kami akan mengajak masyarakat untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya," pungkas Sekretaris Keluarahan Ciater. (ADV)

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online