Bus Trans Anggrek Circle Line, Solusi Moda Tranportasi Massal Kota Tangerang Selatan
detaktangsel.com DISHUBKOMINFO TANGSEL – Kebutuhan sarana angkutan umum yang representative dan mampu menjadi solusi dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Tangerang Selatan, nampaknya sudah menjadi kebutuhan yang cukup mendesak.
Pasalnya, sejak lahirnya Kota Tangsel pada tahun 2009, laju pertumbuhan penduduk akibat urbanisasi dan kepadatan permukiman penduduk menjelma menjadi momok bagi terjadinya kepadatan arus lalu-lintas sebagai efek domino yang tidak terhindarkan. Karenanya, keberadaan angkutan umum yang mobile sebagai moda tranportasi massal pun layak untuk segera direalisasikan.
Menyikapi kebutuhan tersebut, Dinas Perhubungan dan Kominfo (Dishubkominfo) Kota Tangsel dalam dua tahun terakhit telah melakukan beberapa kajian teknis berdasarkan acuan yang komprehenshif, hingga solusi terbaik bagi transportasi lokal dapat diwujudkan.
Dalam ekspose Bus Trans Anggrek Kota Tangsel pada 2 Februari 2015, Kepala Dishubkominfo Kota Tangsel H Sukanta memaparkan, dasar hukum yang digunakan adalah : Pertama, Pasal 139 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, menyatakan bahwa Pemerintah Daerah kabupaten/kota wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutan orang dan/atau barang dalam wilayah kabupaten/kota; Kedua, Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 Tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; Ketiga, Perda Kota Tangerang Selatan Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Perhubungan; Keempat, Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2031.
Menurut H Sukanta, problematika perkotaan Tangerang Selatanyang menjadi latar belakang diperlukannya Bus Trans Anggrek, antara lain ; Penggunaan kendaraan pribadi sangat tinggi, terutama sepeda motor. Berdasarkan proporsi kendaraan yang melalui 28 ruas jalan utama yang ada di Tangerang Selatan, kendaraan pribadi sebesar 90,95%, kendaraan umum 3,60% dan kendaraan barang 5,45%; Kinerja angkutan umum perkotaan (ANGKOT), berada dibawah standar pelayanan yang diinginkan oleh masyarakat antara lain tidak ada kepastian waktu, kendaraan tidak nyaman, rute trayek tidak efisien; serta, kemacetan lalu lintas semakin banyak. Data tahun 2012 terdapat 60 titik rawan macet di Kota Tangerang Selatan, pada tahun 2014 masih terdapat 25 titik kemacetan.
Untuk itu, Kota Tangsel sebagai wilayah pemekaran baru, maka sistem jaringan jalan yang terbentuk belum menunjukkan konsep hirarki yang tegas. Namun demikian rencana kearah itu sudah ada dengan penetapan sistem jaringan jalan "CIRCLE" dan "POROS" Kota Tangerang Selatan dalam RTRW.
Dijelaskan H Sukanta, tersedianya Bus Trans Anggrek Circle Tangsel dimaksudkan untuk mengembangkan sistem transportasi massal guna memenuhi kebutuhan pelayanan angkutan umum kepada masyarakat.
"Tujuannya, Mewujudkan peralihan penggunaan transportasi dari transportasi pribadi ke transportasi massal / umum; Mewujudkan transportasi yang handal, tertib, aman, dan efisien.; Mewujudkan kepastian jam operasional pelayanan /headway/ titik pemberhentian serta jalur angkutan; Mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas dan menurunkan angka kecelakaan dijalan raya; Mewujudkan sistem jaringan jalan yang terbentuk dapat menunjukan konsep hirarki yang tegas untuk kebutuhan angkutan umum;Mewujudkan transportasi umum di Kota Tangerang Selatan yang dapat meningkatkan dan menjaga kualitas lingkungan hidup," paparnya.
Dalam ekspose Dishubkoninfo diterangkan, setelah melaksanakan studi kelayakan (Feasibility Study) pada empat koridor Bus Trans Anggrek, maka prioritas Koridor yang akan dioperasionalkan terlebih dahulu adalah Koridor 2, dengan rute : Terminal Pondok Cabe - Jl. Agus Salim - Jl. RE Martadinata - Jl. Pajajaran - Jl. Siliwangi - Kampus ITI - Jl. Raya Puspiptek - Jalan Taman Tekno - Jl.Buaran Rawa Buntu - Terminal Intermoda Rawabuntu (integrated dengan KA ke Jakarta) PP. (18,8 km).
"Sementara itu, untuk tujuh koridor lagi sedang dalam tahap pembenahan pada aspek pembangunan halte dan infrastruktur jalan." Ungkap H Sukanta.
Dijelaskan, dari hasil kajian konsultan tentang Feasibility Study (FS) yang dilakukan untuk Koridor 2 diperoleh kesimpulan, sebagai berikut : Pertama, di Jalan Siliwangi, kinerja ruas jalan eksisting masih baik (Derajat Kejenuhan DS=0,57 dan 0,45 ; Tingkat Pelayanan LOS=C); Lebar jalan cukup ideal ± 14,8 m; Hambatan samping relatif masih rendah, dan di Kanan-Kiri jalan peruntukannya didominasi oleh pertokoan, perumahan dan sekolah. Kedua, Jl. Puspiptek, Kinerja ruas jalan eksisting masih baik (Derajat Kejenuhan DS=0,47 dan 0,58 ; Tingkat Pelayanan LOS=C); Lebar jalan cukup ideal ± 8,7 m; Hambatan samping relatif masih rendah, dan Kanan-Kiri jalan peruntukannya didominasi oleh pertokoan, perumahan dan sekolah.
"Lebar jalan sepanjang jalur ini masih ideal dan jika diperlukan adanya pelebaran jalan, masih tersedia lahan kosong yang cukup disepanjang jalur ini," imbuh Kadishubkominfo Kota Tangsel
Kadishubkominfo menambahkan, hal-hal yang telah dilakukan pihak Dishubkominfo adalah Menyusun FS pada DPA tahun 2014 untuk Koridor 1; 2; 3; dan Koridor 4; Menyusun Detail Engeenering Design (DED) pada DPA tahun 2014 untuk Koridor 1; 2; 3;dan Koridor 4; Menyusun Draft Rancangan Peraturan Walikota (Raperwal) tentang Sistem Pengelolaan dan Operasional Bus Trans Anggrek Kota Tangerang Selatan; serta telah melakukan pembahasan Raperwal tersebut dengan Bagian Hukum Sekretariat Daearah Kota Tangsel. ; Melakkukan sosialisasi rencana operasional bus trans anggrek dengan melibatkan beberapa unsure, diantaranya dari DPRD Kota Tangsel, Kepolisian, TNI, Organda, Gapersi, dan pihak SMARTTS, di Remaja Kuring, Buaran, Kecamatan Serpong, Kamis, 18 Desember 2014.
Disamping itu, Dishubkominfo juga sudah melakukan uji jalur Koridor 2 dengan menggunakan salah satu dari lima armada Trans Anggrek, pada Kamis (29/1/2015), serta melakukan Evaluasi dan analisa atas hasil sosialisasi dan uji jalur.
Dalam kesempatan tersebut, Kadishubkominfo juga memaparkan beberapa hal teknis, diantaranya kondisi fisik Bus Trans Anggrek Circle Tangsel, yakni : Ukuran bus medium/sedang (ukuran ¾) dengan kapasitas tempat duduk 29 seat. "Bentuk tempat duduk berhadap-hadapan seperti Bus Bandara. Menggunakan Air Conditions (AC), dan pada tahun 2015 DPA Murni Dishubkominfo telah mengganggarkan untuk CCTV, Wi-FI, serta alat Global Positioning Systen (GPS)," terangnya lagi.
Dijelaskan, jadwal pengoperasian Bus Trans Anggrek Circle Line : Senin – Jumat, dengan Jam Operasional Kendaraan : 1) Pagi : Pukul 06:00 WIB s/d Pukul 09.00 WIB; 2) Siang : Pukul 11:00 WIB s/d pukul 14.00 WIB; 3) Sore : Pukul 16:00 WIB s/d Pukul 18.00 WIB.
umlah Bus yang dioperasikan sebanyak 5 Unit, untuk mengcover Koridor Prioritas yaitu : Koridor 2. "Penumpang yang diangkut adalah , Pelajar, Mahasiswa, dan Pegawai Pemerintah, dengan sistem pembayaran Gratis selama Uji coba. Pelaksana Dishubkominfo Kota Tangerang Selatan dan akan dikelola oleh operator," jelas H Sukanta.
Menurut Kadishubkominfo Kota Tangsel, secara umum Bus Trans Anggrek Circle Tangsel yang direncanakan, meliputi :
Koridor 1 (Pergi-Pulang/PP) : Terminal Pondok Cabe - Jl. Agus Salim - Jl. RE Martadinata-UIN Ciputat - Jl.Ir. H Juanda (Integrated dengan APTB Ciputat-Kota) - Jl. WR Supratman - Bintaro Plasa Mixed Used - Terminal Intermoda Pondok Ranji (integrated dengan KA ke Jakarta), dengan panjang rute. (12,4 km)
Lokasi Titik Halte Koridor 1 : Halte Pondok Ranji, Halte Perumahan Countrywoods Residence (Ruas Jalan WR. Supratman), Halte Persimpangan Jalan Kompas, Halte Perumahan Graha Hijau (Ruas Jalan WR. Supratman), Halte Persimpangan Jalan Ir. Juanda (UIN Syarif Hidayatullah), Halte Persimpangan Jalan Ki Hajar Dewantara, Halte Persimpangan Jalan Aria Putera Raya, Halte Persimpangan Jalan Otista Raya 1, Halte Persimpangan Jalan Otista Raya 2, Halte Perumahan Bukit Pamulang Indah (Ruas Jalan RE. Martadinata), Halte Persimpangan Jalan Dr. Setiabudi, Halte Persimpangan Jalan KH. Salem, dan Halte Pondok Cabe.
Koridor 2 (PP) : Terminal Pondok Cabe - Jl. Agus Salim - Jl. RE Martadinata - Jl. Pajajaran - Jl. Siliwangi - Kampus ITI - Jl. Raya Puspiptek - Jalan Taman Tekno - Jl.Buaran Rawa Buntu - Terminal Intermoda Rawabuntu (integrated dengan KA ke Jakarta), dengan panjang rute 18,8 km.
Lokasi Titik Halte Koridor 2 : Halte Pondok Cabe, Halte Persimpangan Jalan KH. Salem, Halte Persimpangan Jalan Dr. Setiabudi, Halte Perumahan Pamulang Estate (Ruas Jalan Dr. Setiabudi), Halte Persimpangan Jalan Suryakencana, Halte Persimpangan Jalan Pajajaran (Universitas Pamulang), Halte Perumahan Griya Jakarta (Ruas Jalan Pamulang Raya), Halte Perumahan Villa Dago (Ruas Jalan Siliwangi), Halte Persimpangan Jalan Parakan, Halte Komplek Depsos (Ruas Jalan Puspiptek).
Koridor 3 (PP) : Terminal Intermoda Rawabuntu - Jl. Kapten Subiyanto - Jl. Pahlawan Seribu - Jl. Raya Serpong - Jl. Boulevard Alam Sutera - Mall Sogo Alam Sutera (integrated rencana Bus Lane Sogo-Bandara), dengan panjang rute 12,4 km.
Lokasi Titik Halte Koridor 3 : Halte Rawa Buntu, Halte Persimpangan Jalan Griya Loka Raya, Halte Persimpangan Jalan BSD Boulevard, Halte Kawasan Bisnis BSD (Jalan Pahlawan Seribu), Hate BSD Junction (Jalan Pahlawan Seribu), Halte Plasa BSD (Bundaran Air Mancur), Halte Persimpangan Jalan Melati Raya, Halte Persimpangan Telaga Gading Serpong, Halte Persimpangan Boulevard Alam Sutera, Halte Mall Sogo Alam Sutera .
Koridor 4 : Mall Sogo Alam Sutera - Jl. Bayangkara-Jl. Graha Utama Raya - Jl. Boulevard Bintaro ROW 50 - Bintaro Lifestyle-Terminal Intermoda Jurang Mangu, dengan panjang rute 14,5 km.
Lokasi Titik Halte Koridor 4 : Halte Mall Sogo, Halte Mitsubishi Alam Sutera, Halte Bhayangkara Raya, Halte Bahayangkara I, Halte Graha Raya,
Halte Cluster Valencia, Halte Bougenvil Loka, Halte Cluster Celesta, Halte H. Al Hidayat, Halte GRB, Halte Althia, Halte H. Sarmah, Halte HR. Rasuna Said, Halte Tegal Rotan, Halte Stasiun Jurang Mangu, Halte Alam Sutera.
POLA PERGERAKAN BUS ANGGREK LINE TANGSEL PADA KORIDOR 1 S/D 4
ESTIMASI OPERASIONAL KORIDOR 2
Cek Perhitungan Kebutuhan Bus :
1. Panjang Jarak Koridor 2 = 18,8 Km
2. Durasi Operasi per hari = 8 Jam
3. Kapasitas Penumpang = 28+ 1 Pengemudi =29 Orang
4. Demand Penumpang = 1.673 Orang/hari
5. Load Factor = 0,7 %
6. Kecepatan rata- rata rencana = 20 Km/Jam
Waktu Sirkulasi (Round Trip Time; RTT) :
1. Waktu tempuh rata-rata pergi (Tab) = 56,4 menit
2. Deviasi waktu perjalanan pergi (Tab) = 2,82 menit
3. Waktu henti rata-rata rencana di tiap halte = 0,333 menit
4. Jumlah halte di sepanjang koridor = 10 unit
5. Total waktu henti perjalanan Pergi-Pulang = 9,333 menit
6. Perkiraan waktu sirkulasi koridor 2 = 127,773 menit
8. Waktu antar Bus Circle Line (Headway) = 8,45 menit
9. Frekuensi Bus Circle Line = 5 Unit/ Jam
10. Kebutuhan jumlah Bus Circle Line koridor 2 = 5 Unit
Beberapa Kendala Yang dihadapi (Hasil Pemantauan di lapangan) dan merupakan masukan sangat penting bagi Dishubkominfo guna menjadikan Bus Trans Anggrek kedepannya menjadi sarana transportasi utama bagi masyarakat Kota tangerang Selatan. Adapun kendala yang disampaikan diantaranya:
- Ketua Organda Tangsel Yusro Siregar mengatakan masih ada beberapa jalur Trans Anggrek yang bersinggungan dengan angkutan umum. Bahkan ada jalur yang 100 persen dilewati bus ini. Kalau bisa, rute Trans Anggrek ini harus melewati jalur perumahan serta jalur yang mana belum dilewati oleh angkot.
- Ketua SMART Tangsel Denny mengatakan, ada empat trayek dengan 450 unit angkot di koridor dua tersebut. Jika Trans Anggrek tetap melintasi jalur itu, maka empat trayek yang ada bakal terkena dampaknya.Pasalnya, jalur yang dilintasi koridor tersebut bersinggungan dengan empat trayek angkutan perkotaan (angkot).
- Jalur utama berdasarkan hasil kajian Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) setempat, hingga saat ini belum disetujui pelaku usaha transportasi umum. Ini lantaran jalur usulan Dishubkominfo, bersinggungan dengan empat trayek angkot.
- Untuk jalan H Rais, Pamulang tidak bisa dilalui. Karena jalurnya terlalu sempit. Pasti akan bersinggungan dengan masyarakat kalau setiap hari bus 3/4 ini masuk ke jalur ini, kata perwakilan dari Polsek Pamulang, Ajun Komisaris (AKP) Nurholis, yang turut mencoba jalur Koridor 2 bersama perwakilan dari Polsek Serpong, Pondok Aren dan Ciputat.
- Jalan kebanyakan terlalu kecil atau sempit tapi beberapa jalan yang ada juga banyak pohon pelindung yang cukup besar sehingga mengganggu bus tersebut melintas di ruas koridor yang ada, berharap Pemkot Tangsel hendaknya memperlebar badan jalan terlebih dulu sebelum bus tersebut dipergunakan.
(Advertorial Dishubkominfo Kota Tangerang Selatan Tahun 2015)