Kritik dan Kontroversi Proyek Pembangunan Payung Elektrik di Masjid An-Nur Pekanbaru

Sindiran UAS dan komentar orang-orang. (Foto: Merdeka.com/Abdullah Sani) Ilustrasi: Aisyah/dt Sindiran UAS dan komentar orang-orang. (Foto: Merdeka.com/Abdullah Sani) Ilustrasi: Aisyah/dt

Detaktangsel.com, NASIONAL -- Proyek pembangunan payung elektrik di Masjid An-Nur Pekanbaru menuai kritik hebat karena masih belum selesai hingga saat ini. Ustaz terkenal, Abdul Somad atau UAS, juga ikut mengomentari proyek tersebut yang masih berlanjut meskipun sudah melewati batas waktu yang ditentukan.

UAS menulis di akun Instagram pribadinya, @ustadzabdulsomad_official, seperti yang dilansir dari merdeka.com pada Senin (3/7), mengajak mereka yang merindukan Masjid Nabawi untuk datang ke Masjid Raya An-Nur Pekanbaru.

Komentar UAS tersebut disertai dengan unggahan video yang menampilkan payung-payung yang belum selesai dibangun. Terdengar suara seorang pria yang menjelaskan bahwa kondisi terpal payung tersebut sudah hancur. Ia mengatakan bahwa payung tersebut terbuat seperti terpal biasa, seperti terpal banner, sehingga tidak kuat jika terkena angin.

Tidak terelakkan, postingan UAS mendapat berbagai komentar dari netizen. Mereka menganggap postingan UAS sebagai sindiran yang tajam terhadap Pemerintah Provinsi Riau yang bertanggung jawab atas proyek tersebut.

"Jleb.. Di Riau inilah banyak proyek yg asal jadi. Kualitas tidak diperhatikan. Yg penting dapat fee," komentar akun @saudagar_ardi_rinanda.

"Ini namanya kode keras. Pahamilah wahai pemegang kuasa, pemegang uang," tulis akun @be_ka_be_es.

Perlu diketahui, renovasi dan pembangunan payung elektrik di Masjid An-Nur Pekanbaru masih belum selesai. Padahal, dalam kontrak proyek tersebut, seharusnya selesai pada akhir Desember 2022.

Lebih jauh lagi, proyek tersebut tidak kunjung selesai meskipun telah diberi perpanjangan waktu dua kali. Kabid Cipta Karya PUPR Riau, Thomas, sebelumnya menyatakan bahwa proyek ini pasti akan selesai sebelum Hari Raya Idulfitri.

Pada saat itu, proyek senilai Rp42 miliar ini diharapkan selesai agar dapat digunakan untuk salat Id oleh Gubernur Riau, Syamsuar. Namun, proyek tersebut belum juga selesai. Akhirnya, Syamsuar melaksanakan salat Id di halaman kantor Gubernur Riau.

Ketidakselesaian proyek semakin jelas setelah kontrak secara resmi diputus pada tanggal 8 April lalu. Sejak saat itu, seluruh pekerjaan harus dihentikan dan baru dapat dilanjutkan setelah dilakukan audit oleh Inspektorat Riau.

Namun, setelah penyelidikan dilakukan, proyek pembangunan payung tersebut ternyata dilanjutkan secara diam-diam. Padahal, saat itu, proyek masih dalam tahap pemeriksaan oleh Inspektorat.

Kepala Inspektorat Riau, Sigit Hendrawan, mengaku tidak mengetahui pihak mana yang melanjutkan proyek tersebut. Sebagai auditor, Sigit tidak mengkhawatirkan kelanjutan pekerjaan jika tidak ada pembayaran.

Sigit mengatakan, "Tak tahu (siapa yang mengerjakan payung elektrik setelah putus kontrak). Kalau dari konsultasi LKPP dimungkinkan bisa dilaksanakan itu. Kalau nggak dibayar, kan nggak masalah toh."

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online