Ditengah Gempuran Israel, Warga Gaza Lahirkan Empat Anak Kembar

Ditengah Gempuran Israel, Warga Gaza Lahirkan Empat Anak Kembar

detaktangsel.com WOOW -- Iman Al-Masry, seorang pengungsi asal Gaza Utara, menjadi simbol keberanian dan ketahanan di tengah konflik yang melanda wilayahnya. Pada Senin (18/12/2023), dia melahirkan anak kembar empat di salah satu rumah sakit di Gaza Selatan.

Menurut laporan Al Jazeera, Al-Masry meninggalkan rumahnya di Beit Hanoon, Gaza Utara, untuk mencari tempat aman dari serangan Israel. Dengan berjalan kaki sejauh 5 kilometer, dia tiba di kamp pengungsian Jabalia, dengan kondisi hamil yang membutuhkan akses transportasi lebih lanjut ke Gaza Selatan.

Akibat kelelahan dan jarak yang jauh, Al-Masry terpaksa melahirkan keempat anaknya melalui operasi caesar. Kondisi rumah sakit yang penuh dengan pasien korban perang membuatnya harus segera meninggalkan rumah sakit bersama keempat bayinya.

Meskipun kebahagiaan kelahiran kembar empat, tantangan baru muncul. Salah satu bayi laki-lakinya harus dirawat khusus karena kondisi kesehatannya yang lemah. Mohammed, bayi tersebut, hanya memiliki berat satu kilogram dan berjuang untuk bertahan hidup.

Iman Al-Masry, seperti ibu Palestina lainnya, ingin melanjutkan tradisi perayaan kelahiran bayi dengan memandikannya menggunakan air mawar. Namun, situasi di Gaza membuatnya sulit untuk melaksanakan tradisi tersebut. Bahkan setelah 10 hari melahirkan, ia kesulitan mendapatkan pasokan air untuk sekadar memandikan ketiga anaknya.

Imbas konflik yang berkepanjangan, warga Gaza mengalami kekurangan bahan makanan, termasuk susu, obat-obatan, dan perlengkapan higienis seperti popok. Al-Masry mengaku harus menghemat popok untuk ketiga anaknya, dengan hanya mendapatkan dua stok popok untuk satu bayi dalam sehari.

Iman Al-Masry dan keenam anaknya kini tinggal di kamp penampungan Deir el-Balah, bekas sekolah, bersama sekitar 50 anggota keluarga lainnya dalam satu ruangan yang sempit dan berbau busuk. Kondisi sulit ini memberikan gambaran nyata akan perjuangan dan ketahanan yang harus dihadapi oleh para pengungsi di Gaza.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online