Temui Wagub Jakarta, Wali Kota Tangsel Minta Perpanjang Rute MRT

Wali KOta Tangsel Airin Rachmi Diany bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno Wali KOta Tangsel Airin Rachmi Diany bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno Diskominfo Tangsel

 Detaktangsel.com SERPONG-Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany meminta Wakil Gubernur Jakarta untuk memperpanjang rute Mass Rapid Transit (MRT) hingga ke Ciputat.

Airin mengatakan, 50 persen warga Tangsel bekerja di Jakarta. Sehingga membutuhkan moda transportasi yang memadai. Salah satunya trasnportasi terintegrasi seperti MRT Lebak bulus-Rawa Buntu dan tiga trase lainnya.

"Pembuatan feasibility study (FS) dan turunannya diselesaikan tahun 2018 dengan targetan evaluasi waktu per triwulan. Sementara untuk aspek legal dikomunikasikan dengan Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP)," ungkap Airin saat menemui Wakil Gubenur DKI Jakarta, Sandiaga Uno di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2018).

Menurutnya, perpanjangan MRT prosesnya akan sangat dipengaruhi oleh pembebasan lahan, dan untuk itu belum disepakati dan akan dikaji lebih lanjut apakah elevated atau di jalan. “Kalau proses ini lancar, 2019 mulai proses pembangunan, ini semua tergantung pada lahan atau area yang akan dilewati,”katanya.

Sementara Wakil Gubenur DKI Jakarta Sandiaga Uno menjelaskan terkait adanya usulan perpanjangan rute MRT dari Lebak Bulus ke Ciputat, Tangsel. PT MRT Jakarta sudah disepakati akan bertindak sebagai pemerkarsa. "Kita harapkan tahun ini feasibility study atau studi kelayakan bisa diselesaikan dan pembangunan bisa dieksekusi di 2019," kata Sandi.

Kata Sandi, Pemprov DKI dan Pemkot Tangsel sama-sama menginginkan agar Jalan Cirendeu Raya bisa dilebarkan. Sebab, ruas jalan tersebut banyak dilintasi warga yang bekerja di Jakarta. "Jadi ini bagian yang nanti diusulkan. Kita ingin sudah bisa dianggarkan di tahun 2019 dan mendapat persetujuan DPRD," terangnya.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar pihaknya perlu melakukan survei. Termasuk studi kelayak-an untuk melihat kebutuhan jalur selatan. William menambahkan, MRT baru bisa dikatakan perlu bila perkiraan jumlah penumpang sebanyak 100 ribu orang per hari. “Tapi kalau cuma ada 40 ribu orang, mungkin lebih bagus light rail transit (LRT) atau BRT,” pungkasnya.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online