Menegangkan, Simulasi Penanganan Bencana Di SIT Aulady Serpong

Menegangkan, Simulasi Penanganan Bencana Di SIT Aulady Serpong

detaktangsel.com SERPONG--Ratusan siswa dan guru Sekolah Islam Terpadu (SIT) Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berlarian dari ruang kelas. Sebagian dari mereka, ada yang menutupi kepala dengan tas sekolah maupun dengan berbagai perlengkapan belajar yang ada didalam kelas.

Suasana gaduh semakin terlihat manakala bunyi sirene ambulance meraung-meraung menuju lapangan olahraga SIT Aulady. Sejurus kemudian, regu penyelamat dengan berbagai peralatan pertolongan, tiba-tiba menerobos masuk ke ruang sekolah. Dibantu pihak kemanan sekolah dan orang tua siswa, satu persatu siswa yang masih berlindung didalam kelas saat gempa 8,3 SR terjadi, berhasil dievakuasi menuju ruang terbuka di sekolah yang memiliki siswa 800 orang ini.

Begitupun dengan siswa yang mengalami luka akibat gempa, satu persatu di evakuasi dengan menggunakan tandu menuju tenda darurat untuk segera mendapatkan pertolongan medis.

Tak jauh dari tenda darurat, nampak puluhan guru dan orang tua siswa yang saat itu tengah mengantar putra-putrinya sekolah, saling melaporkan kondisi dan situasi terakhir gempa yang baru saja terjadi. Rasa cemas dan tegang nampak terlihat di wajah para guru dan orang tua siswa. Namun setelah mendapat keterangan resmi dari pihak sekolah, susana yang semula cemas, seketika berubah lantaran tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Demikian gambaran peristiwa diatas ketika sekolah yang berada di kawasan Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong ini, menggelar simulasi penanganan bencana yang melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Ketua Yayasan SIT Aulady Serpong, Rachmat Utama, yang saat itu ikut menyaksikan jalannya simulasi penanganan bencana mengatakan, Indonesia termasuk salah satu negara yang rawan akan terjadinya bencana, salah satunya gempa bumi.

"Dengan situasi seperti ini, kami mengambil kebijakan untuk mendorong diadakannya simulasi penanganan bencana di SIT Aulady ini," kata Rachmat, Rabu (8/1/2019).

Menurut Rachmat, meski hanya sebatas simulasi, diharapkan seluruh elemen sekolah mulai dari siswa, guru dan petugas keamanan sekolah bisa mengimplementasikan materi dan tehnik-tehnik dasar soal penanganan bencana yang disampaikan oleh instruktur dari BNPB.

"Sebab yang namanya bencana, kita tidak tau kapan bisa terjadi. Jadi dengan simulasi ini, semua elemen sekolah mulai dari siswa, guru dan petugas keamanan sekolah bisa siap menghadapi bencana," ungkapnya.

Sementara itu, salah satu instruktur penanggulangan bencana pada Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) BNPB, Bayu Pradana menjelaskan, simulasi penanganan bencana yang dilaksanakan SIT Aulady Serpong, diantaranya pemberian materi tentang bagaimana melakukan evakuasi secara mandiri.

"Evakuasi mandiri ini, semua siswa maupun guru yang berada didalam kelas, harus tenang ketika terjadi bencana. Lalu harus berusaha melindungi diri dengan  perlengkapan yang ada," ungkap Bayu.

Bayu jelaskan, dari pelatihan pembekalan dan simulasi penanganan bencana yang berlangsung selama dua hari ini, pihaknya menerjunkan empat tenaga instruktur, dua orang sebagai pengendali latihan dan sisanya sebagai tenaga pendukung simulasi bencana.

"Kami melihat dari simulasi ini, semua siswa sudah memahami bagaimana melakukan tindakan ketika terjadi bencana. Karena memang sebelumnya, para siswa dan guru sudah menerima pembekalan dan materi dalam menghadapi bencana," tandasnya.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online