Menanggapi hal itu, Dewan Pakar Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) yang juga pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa Azmi Abubakar menyebut, masyarakat yang merayakan tahun baru Imlek, justru akan melakukan budaya budaya lama, yang sudah ditinggalkan sebelumnya.

"Saya melihat, dengan pembatasan perayaan Tahun Baru Imlek di 2021 ini, masyarakat justru kembali mendongkrak budaya budaya lama," Kata Azmi Abubakar, dikonfirmasi Detakbanten.com, Selasa (9/2/2021).

Budaya-budaya lama itu masih ada kaitannya dengan bakti seseorang kepada orang yang lebih tua. Salahsatunya bakti anak kepada orang tua.

"Sebagai contoh, membasuh kaki orang tua, yang sudah lama ditinggalkan, dan jarang terjadi di tahun tahun sebelum pandemi," Ujarnya.

Pria berdarah Aceh itu menyatakan, di tahun baru Imlek kali ini, beberapa hal akan 'hilang' dalam perayaannya.

"Ya, kan kita semua tahu, bahwa setiap hari raya tahun baru Imlek, akan ada Barongsai, kumpul kumpul di Vihara, Tegur sapa antar keluarga di tempat ibadah itu, namun tahun ini akan berbeda," bebernya.

Hal tersebut dilakukan katanya terkait himbauan yang disampaikan oleh Pemerintah Kota Tangsel.

"Mengingat himbauan pemerintah, agar masyarakat tidak melakukan kerumunan, dan pasti berbeda, jelas tidak akan ada hiruk pikuk itu," Jelas Azmi yang memiliki nama Tionghoa Lim Se Ming.

Dengan adanya himbauan itu, dia pun memastikan bahwa warga Tionghoa akan lebih banyak meluangkan waktu bersama keluarga. Sebab, dengan banyaknya waktu luang bersama keluarga, dipercaya akan mempererat hubungan antar keluarga.

"Menimbulkan budaya budaya lama, untuk mempererat hubungan keluarga, ya, tadi salah satunya membasuh kaki orang tua kita. Itu yang saya ambil hikmah dari perayaan ditengah Pandemi Covid ini." Tandasnya.