Beri Pencerahan Konflik Agama, FKUB Tangsel Gandeng Pusad Paramadina

Beri Pencerahan Konflik Agama, FKUB Tangsel Gandeng Pusad Paramadina

detaktangsel.com SERPONG - Pusat Studi Agama dan Demokrasi (Pusad) Paramadina menggandeng Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tangsel menggelar acara Lokakarya Pelembagaan Mediasi Antariman dan Penguatan Kerukunan di Hotel Grand Zuri, Serpong, Tangsel.

Direktur Pusad Paramadina, Ihsan Al Fauzi mengatakan, secara garis besar dasar menyelenggarakan lokayarya ini untuk penguatan kelembagaan FKUB di Kota Tangsel. Artinya seluruh komponen harus peduli dan mengakui bahwa FKUB sebagai lembaga yang didukung oleh pemerintah harus bekerja untuk masyarakat dengan cara menyelesaikan berbagai persoalan di lapangan.

“Pertama loka karya ini bagaimana melakukan penguatan FKUB itu sendiri. Termasuk ada buku saku yang sengaja disusun yang secara tidak langsung menjelaskan bagaimana organisasi FKUB didukung pemerintah dan masyarakat. Pemerintah harus sepenuhnya mendukung keberadaan FKUB karena persoalan konflik tentang keagamaan FKUB lah yang turun tangan,” katanya.

Sekretaris FKUB Tangsel, Fachruddin Zuhri menyampaikan selama tiga hari berlangsung narasumber banyak memberikan pengalaman bagaimana cara mengatasi masalah di tengah masyarakat. persoalan agama sangat sensitif untuk itu harus dilakukan upaya-upaya penyelesaian yang baik tidak menimbulkan gejolak dikemudian hari.

“Konflik yang sudah ditangani lebih banyak perkara rumah ibadah. Sejak 2015 ada tiga persoalan, dua diantaranya soal rumah ibadah di Pamulang dan satunya tetang ajaran,” kata Fachrudin.

Dalam teori akademis, konflik satu hal yang tidak dapat dihindari. Di manapun dan kapanpun apabila ada kehidupan manusia akan memunculkan konflik. Tentu kacamata yang digunakan oleh aparatur pemerintah akan berbeda. Karena pemerintah yang dibebankan untuk menyelesaikan persoalan di tengah masyarakat agar tetap terjaga keharmonisan antar umat agama.

“Ada dua sudut pandang dalam konflik atau masalah, pertama tidak dapat dihindari. Yang kedua terjadi jika dapat diselesaikan di tingkat kelurahan itu namanya dinamika. Itu sudut pandang pemerintah. Tapi jika persoalan itu sampai ke meja camat, lalu para muspika turun tangan berarti itu sudah masuk konflk,” jelasnya.

Tambah ia, bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan kerjasama Pusad -FKUB yang sudah terjalin sangat baik dalam waktu empat tahun berjalan, memberikan kepercayaan kepada FKUB Tangsel, dengan harapan keterampilan memediasi konflik yang diberikan kepada peserta. “Kalau diibaratkan sedia payung sebelum hujan," tukasnya.

Dengan lokakarya ini ditambah materi-materi penanganan konflik, akan lebih mempertajam serta akan lebih mudah dalam menangani persoalan di lapangan. Gesekan antar golongan atar agama sangat berpotensi. Di tengah hiruk pikuk khidupan dan kemajemukan di Tangsel.

Sementara, Kepala Kesbangpol Tangsel Azhar Syamun mengatakan bahwa kegiatan ini tujuannya adalah melakukan lokakarya dengan stakeholders antara lain dari unsur Polres, Kesbangpol, Kemenag, Tokoh lintas Agama (Islam, Kristen, Protestan, Hindu, Buda dan konghucu) termasuk juga dari unsur organisasi keagamaan

"Hasil lokakarya tesebut diharapkan nantinya ada rekomendasi atau masukan kepada pemerintah dan pemerintah daerah serta instansi terkait lainnya termasuk tokoh-tokoh agama dan organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan antar agama sehingga tercipta kondusifitas masyarakat di Kota Tangerang Selatan," jelasnya.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online