Print this page

Suspect DBD Tinggi, Dinkes Upayakan Pencegahan

Ilustrasi (Goriau) Ilustrasi (Goriau)

detaktangsel.com SERPONG Wabah demam berdarah di Kota Tangerang Selatan cukup mengkhawatirkan. Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, tercatat 83 suspect Demam Berdarah Dengue (DBD). Dari angka tersebut, dua di antaranya meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Alwan mengatakan kasus DBD di wilayahnya tergolong tinggi dengan 83 kasus, dan dua meninggal. "Dua pasien yang meninggal sempat dirawat di rumah sakit selama lima hari. Namun, nyawanya tidak tertolong. Lantaran, korban mengalami Dengue Syndrome Shock (DSS)," terangnya.

Dibandingkan tahun lalu dengan 96 kasus, suspect DBD tahun ini menurun. Namun, meski demikian Alwan tetap mengupayakan pencegahan bertambahnya penderita DBD. "Kami mengaktifkan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di tiap kelurahan yang turun langsung ke lokasi-lokasi rawan DBD. Mereka yang rutin menyosialisasikan kepada warga untuk waspada DBD dan terus melakukan pola hidup bersih dan sehat," terangnya.

Setiap tahun, kata Alwan, jumlah kasus DBD pada Januari selalu tinggi. "Memasuki Februari dan seterusnya biasanya menurun. Ini karena perubahan cuaca, kadang panas terkadang hujan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Suharno menambahkan pihaknya berupaya mencegah penyebaran DBD. Sepanjang tahun masyarakat terus diajak melakukan kerja bakti melalui program Jumat Bersih (Jumsih). "Jumsih kita lakukan setiap pekan dengan melibatkan pihak kecamatan dan kelurahan. Dengan contoh seperti itu, masyarakat diharapkan mulai tergerak. Paling tidak, mereka turut membersihkan lingkungan sekitar rumahnya," katanya.