Print this page

Hadapi MEA, Pemda Bersinergi Dengan Buruh

Hadapi MEA, Pemda Bersinergi Dengan Buruh

detaktangsel.com SERPONG - Menteri Ketenagakerjaan RI, Hanif Dhakiri, meminta kepada seluruh jajarannya baik di pusat maupun di daerah untuk bersinergi dengan kalangan pekerja dan pengusaha dalam memelihara dan menjamin hubungan industrial yang harmonis, sebagai modal sosial kemajuan perusahaan dan pembangunan nasional.

Hal tersebut diungkapkannya saat kegiatan Konsolidasi Kerjasama Trainers Terampil Bernegosiasi dalam Hubungan Industrial di Serpong, Sabtu (3/10).

Menurut Hanif, penguatan kemitraan di antara para pelaku hubungan industrial menjadi esensi dalam mewujudkan hubungan industrial yang harmonis. Ini bisa dijadikan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing di tengah persaingan global yang semakin ketat.

"Agenda prioritas kita adalah meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, agar bangsa Indonesia dapat berdikari dalam bidang ekonomi," katanya.

Menurutnya, daya saing masyarakat Indonesia perlu dibenahi mengingat pada akhir 2015 akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Selain itu, kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini yang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi maupun pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap dollar telah memberikan dampak kelesuan dunia usaha yang signifikan.

"Untuk itu penguatan kemitraan di antara para pelaku hubungan industrial menjadi esensi dalam hubungan industrial yang harmonis mulai dari tingkat perusahaan. Kemitraan pekerja dan pengusaha setidaknya diwujudkan melalui mitra dalam proses produksi, mitra dalam keuntungan, dan mitra dalam tanggung jawab," ucapnya.

Kata dia, penduduk usia produktif mencapai 2/3 dari jumlah total penduduk Indonesia.

Namun, sayangnya penduduk usia produktif belum mampu terserap dunia kerja dan pasar kerja Internasional. Ini akibat kualitas pendidikan, keterampilan, dan kesehatan tenaga kerja yang rendah. Maupun akibat tidak seimbangnya ketersediaan lapangan kerja yang produktif dengan banyaknya penduduk usia produktif.

"Tantangan pembangunan nasional lima tahun ke depan sangat berat. Salah satu misi RPJMN adalah mewujudkan bangsa yang berdaya-saing," tambahnya.

Untuk itu, lanjut Hanif, pentingnya menekankan kemampuan terampil bernegosiasi dalam hubungan industrial agar dapat selalu membangun budaya berunding.

Sementara salah seorang peserta Saifullah mengatakan kegiatan tersebut banyak manfaat yang diambil untuk Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Menurutnya intensitas atau diskusi menejemen dengan serikat harus terus digelar untuk membangun hubungan yang baik.

"Sehingga tidak timbul akumulasi yang salah, jika ada masalah yang timbul bisa cepat terselesaikan. Jadi perwakilan perusahaan dan perwakilan pekerja harus bisa mengedepankan dialog sosial yang tidak harus formil, sehingga timbul rasa kekeluargaan yang baik," pungkasnya.