Print this page

Demokrasi Di Kota Tangsel Masih Lemah

Demokrasi Di Kota Tangsel Masih Lemah

SERPONG- Indeks Demokrasi di Tangsel ditahun 2013 ini mendapat  nilai merah. Lantaran tata kelola penyelenggaraan pemerintahan  di Kota tersebut dinilai masih rendah.

Hal ini terungkap dalam Diskusi Publik yang membahas hasil  survey Indeks Demokrasi Tangsel dari Lembaga Kajian Demokrasi  dan Hak Asasi (Demos).

Peneliti dari Demos, Anton Pradjasto menjelaskan bahwa  demokrasi haruslah menghasilkan pemerataan kesejahteraan, karena pemerataan kesejahteraan inilah yang membedakan demokrasi dari otoritarianisme.

"Indeks demokrasi ini menggunakan konsep yang dikembangkan  Konsorsium Asian Democracy Index (Indeks Demokrasi Asia) yang  melihat demokratisasi sebagai proses demonopolisasi.

Demonopolisasi yang dimaksud mencakup tiga bidang yaitu  politik, ekonomi, dan masyarakat sipil", ungkapnya saat Public  Expose Asian Democracy Index (ADI) di Salahsatu Rumah Makan di Serpong,  Kamis (19/12).

Dikatakan alasan Demos memberi skor agregat Indeks Demokrasi  untuk Tangerang Selatan adalah 5.2. Indeks demokrasi di  Tangsel ini cenderung berada di tengah jika diukur dari skala  0 hingga 10.

"Dibandingkan dengan indeks demokrasi untuk kasus Indonesia  tahun 2013 yang hanya 4.97, maka secara umum Tangsel memiliki  indeks yang tidak jauh berbeda dari indeks nasional", katanya.

Menurutnya, indeks ini didasari tata kelola pemerintahan yang  masih rendah dan juga di Tangsel adanya monopoli dalam bidang  ekonomi oleh kelompok tertentu masih cukup kuat.

"Tidak semua orang mempunyai hak ekonomi dari APBD karena didominasi oleh kelompok tertentu", ucapnya.

Aktivis Komunitas Indonesia Untuk Demokrasi (KID) Rustam  Ibrahim menuturkan kelemahan indeks demokrasi di Kota Tangsel  bisa dilihat dengan adanya kebebasan politik yang cukup tinggi  tetapi tidak seimbang dengan rendahnya masyarakat dalam  mendapatkan hak-hak politiknya.

"Di Kota Tangsel masih cukup tinggi  politik uang sehingga  masyarakat tidak memilih sesuai dengan hati nuraninya", terangnya.(def)

Demokrasi, kata dia, seharusnya membuat persamaan masyarakat  disetiap kesempatan dan dimata hukum. Namun, yang terjadi saat  ini adalah akses kaum minoritas yang dirasakan masih kurang.

"Dalam proses demokrasi memang kemenangan bagi mayoritas  tetapi demokrasi yang baik adalah bagaimana kaum mayoritas ini menjamin setiap hak-hak kaum minoritas", ujarnya.

Wasekjen DPP Partai NasDem, Dedy Ramanta mengatakan pelaku politik bisa berposisi setengah sebagai masyarakat sipil dan setengahnya lagi masuk kedalam pemerintahan.

"Pelaku politik sangat berperan mempengaruhi indeks politik di Kota Tangsel", ujarnya.