Politik Transaksional Sudah Jadi Budaya

sori alirmanJAKARTA- Budaya politik yang berkembang saat ini cenderung pada asas transaksional. Faktanya, banyak terjadi pada pemilukada dan bahkan sampai harus berdarah-darah.
“Sikap budaya transaksional ini banyak terjadi di Pemilukada, malah sekarang ini mau diubah dan dikembalikan lagi ke DPRD. Tapi apa ada jaminan tidak ada transaksional,” kata anggota DPD, Alirman Sori di Jakarta,Rabu, (23/10).
 
Menurut Alirman, demokrasi Indonesia sedang berevolusi dan sedang mencari bentuk. Sayangnya, tidak jelas sampai kapan pencarian format ini. “Kita masih mencari format yang tepat untuk sistem demokrasi Indonesia, tapi sampai kapan ? Sementara kejahatan politik itu terjadi setiap waktu,” terangnya.
 
Tidak hanya sampai disitu saja, kata Alirman, malah demokrasi kartel juga terus terjadi hingga membentuk dinasti politik. “Makanya, kalau mau ada perubahan demokrasi kedepan, harus punya sikap yang jelas dan tidak boleh parsial,” ungkapnya.
 
Diakui Alirman, politisi telah merusak kehidupan demokrasi itu lewat politik transaksional. Padahal dulu di daerah-daerah, masyarakat memilih pemimpin melalui musyawarah untuk mufakat. Tapi sekarang memilih melalui mekanisme one man one vote. “Di daerah itu, siapa yang mau membimbing masyarakat tidak ada. Semua elit politik yang melakukan dan mengaturnya,” tuturnya.
 
Melihat kondisi seperti ini, sambungnya, parpol telah gagal dalam mempersiapkan calon pemimpin. Karena pendekatan yang dilakukan hanya jangka pendek. “Hanya sekitar 10% pemimpin yang muncul. Selebihnya hanya tokoh yang memiliki dana dan berduit yang muncul kepermukaan,” paparnya. **
Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online