Sholeh mengatakan, keikutsertaan dirinya dalam bursa Balon Wali Kota Tangsel didasari atas kegelisahan melihat kondisi Tangsel saat ini. "Melihat kondisi kekinian Tangsel, berbeda dengan saat saya menjabat sebagai PJS Wali Kota Tangsel. Dengan menggunakan dana daerah seadanya, mampu membuat program kerja yang banyak. Namun, dengan APBD besar seperti saat ini seharusnya kita mampu berbuat lebih," terangnya.

Selain itu, Sholeh tergerak mencalonkan diri lantaran merasa prihatin dengan banyaknya pejabat Tangsel di era kepemimpinan Airin yang terjerat kasus korupsi. "Bagi saya membrantas korupsi menjadi proritas utama selain mengembangkan bidang pendidikan, kesehatan, dan agama," jelasnya.

Bicara soal program, Sholeh memiliki dua program jangka pendek dan jangka panjang. "Saya memiliki dua program yakni jangka pendek menghilangkan kemacetan di Tangsel dan kedua adalah menyejaterahkan masyarakat Tangsel," ujarnya.

Kemudian ketika Sholeh ditanya perihal kompetitor yang paling kuat, ia menegaskan tak ada yang terkuat. Sebab menurutnya tiap calon memiliki kapabilitas tersendiri. "Calon Wali Kota yang ada hari ini memiliki kemampuan yang mempuni semua. Tapi kalau saya sudah tau masalah dan solusi untuk membuat warga Tangsel menjadi sejahtera," ujar Sholeh.

Meski dirinya berniat maju dalam Pilkada Tangsel pada Desember mendatang, hingga kini Ia belum memiliki tim sukses. "Untuk apa saya bentuk tim sukses kalau saya tidak lolos dalam penjaringan," katanya.

Sholeh berpesan kepada masyarakat di Tangsel agar menjadi pemilih yang baik. Artinya, masyarakat Tangsel jangan sampai tergiur iming-iming uang dalam Pilkada mendatang. "Kalau dengan politik uang, mustahil kepemimpinan akan baik. Jadi, untuk membangun masyarakat Tangsel yang lebih sejahtera seorang pemimpin harus punya kapasitas sebagai pembangun," tegasnya.