Kelahiran Bisa Tercatat Dalam Gen

illustrasi illustrasi

genDETAK-Menikmati kebahagiaan pernikahan? Jika iya, berterimakasihlah kepada DNA Anda, paling tidak demikian jika mengacu pada penelitian terkini dari Universitas California, Berkeley.

Para peneliti telah menemukan bahwa gen yang punya andil dalam pengaturan serotonin, bisa memprediksi seberapa besar emosi kita akan mempengaruhi hubungan yang kita bina.

‘Misteri yang masih belum terkuak yakni, apa yang membuat seorang pasangan sangat selaras dengan kondisi emosional dalam sebuah pernikahan sementara yang lain sangat tidak peka?’ ujar penulis senior dan psikolog Robert W. Levenson. ‘Dengan adanya penemuan baru genetika ini, kami kini memahami lebih dalam tentang apa yang menentukan seberapa pentingnya emosi bagi orang-orang yang berbeda.’

Tim menemukan adanya kaitan antara tingkat kepuasan pada relasi dan sebuah varian gen, atau ‘alel’, yang dikenal sebagai 5-HTTLPR. Semua manusia mewarisi sebuah salinan varian gen ini dari orangtua masing-masing, ujar mereka.

Partisipan penelitian dengan dua alel 5-HTTLPR yang pendek terbukti paling tidak bahagia dalam  pernikahan mereka jika banyak sekali terdapat emosi negatif, seperti kemarahan dan penghinaan, dan paling berbahagia jika terdapat emosi positif, seperti humor dan kasih sayang. Dan sebaliknya, mereka yang memiliki satu atau dua alel panjang sangat tidak terganggu  dengan ketegangan emosional dalam pernikahan mereka. Penelitian ini melibatkan 100 subjek yang telah menikah, dengan meneliti genotipe dan mengamati subjek bersama pasangan mereka selama lebih dari 13 tahun lamanya.

‘Kami selalu mencoba untuk memahami resep dari sebuah hubungan yang baik, ternyata emosi tetap mengemuka sebagai unsur yang penting,’ jelas Levenson.

Dalam penemuan terbaru ini bukan berarti pasangan dengan variasi 5-HTTLPR yang berbeda menjadi tidak cocok, demikian para peneliti mencatat. Bahkan, mereka menyatakan bahwa pasangan yang memiliki dua alel pendek biasanya berhasil membina relasi dengan baik dan menderita dalam relasi yang tak harmonis.

‘Individu dengan dua alel varian gen yang pendek bisa diumpamakan seperti bunga-bunga di rumah kaca, bermekaran dalam sebuah pernikahan saat kondisi emosi membaik dan layu saat memburuk,’ ujar peneliti Claudia M. Haase. ‘Sebaliknya, orang-orang dengan satu atau dua alel panjang cenderung kurang sensitif dengan suasana emosional.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online