Print this page

Dua Calon Walikota Sindir KPU dan Panwaslu, Adil dan Jujur

Dua Calon Walikota Sindir KPU dan Panwaslu, Adil dan Jujur

detaktangsel.com TANGSEL - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tangerang Selatan (Tangsel) mengundang tiga calon Walikota Tangsel mengikuti diskusi bertema "Meningkatkan Partisipasi dan Pilkada Berkualitas", Senin (30/11) siang.

Acara tersebut dihadiri oleh ketiga calon wali kota, dengan calon wali kota Airin Rachmi Diany datang paling awal. Tidak lama kemudian, calon wali kota nomor urut dua, Arsid, datang beberapa menit sebelum acara dimulai. Sesuai jadwal, acara mulai digelar pukul 14.00 WIB.

Dalam acara itu, turut hadir komisioner KPU Tangsel Badrusalam dan Ketua Panwaslu Tangsel Muhammad Taufiq MZ serta anggotanya Muhamad Acep, Ketua PWI Pusat Margiono dan Ketua DPP PDIP Provinsi Banten Ribka Ciptaning . Mereka duduk persis di depan Ikhsan dan dua calon wali kota lainnya, Arsid dan Airin Rachmi Diany.

Airin dalam diskusi tersebut kembali memaparkan keberhasilannya selama memimpin Tangsel, APBD Kota Tangsel yang hanya 200 Miliar pada tahun 2009 kini mencapai kurang lebih 3 Triliun, keinginan warga untuk mempunyai Polres sendiri pun sudah dia penuhi, demikian juga halnya dengan BNN, BPN, dan Kementerian Agama. Bahkan saat ini gedung pemerintah kota Tangsel sedang dibangun.

"Ini tidak datang begitu saja, tetapi harus kita perjuangkan," tegas Airin.

Sementara itu, terkait visi misinya untuk menjadikan Tangsel sebagai rumah dan kota kita dengan mewujudkan Tangsel kota cerdas, berkualitas dan berdaya saing berbasis teknologi dan Informasi itu merupakan penjabaran keinginan masyarakat selama ini.

"Visi Misi saya ini semua adalah visi misi masyarakat, harapan dan keinginan masyarakat untuk tinggal di Tangsel dengan suasana yang aman, nyaman, damai, dan ramah lingkungan, dan terbukanya lapangan pekerjaan untuk masyarakat," ujarnya.

Di Pilkada Tangsel 2015, Airin ingin menang dengan penuh kebanggaan. Dia mengajak kepada seluruh masyarakat agar membulatkan tekad pada 9 Desember 2015 mendatang untuk datang ke TPS dan memilih nomor tiga.

"Saya hanya ingin menang, semua disini ingin menang, tentunya menang dengan penuh kebanggaan, menang dengan penuh keyakinan, kemenangan yang nyata diberikan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa," ungkapnya.

Sementara itu, calon walikota nomor urut 2 Arsid dalam diskusi itu mengatakan, pilkada Kota Tangsel bisa berkualitas dan terwujud jika para penyelenggara bisa adil dan jujur. Menurut Arsid, beratnya sebagai penantang adalah tidak bisa memaparkan apa yang sudah dilakukan. Namun dapat memaparkan apa yang nanti dilaksanakan.

"Kita minta penyelenggara seperti KPU dan Panwslu harus bersikap adil dan jujur dalam pelaksanaan pilkada ini," tegas Arsid.

Saat ini, kata Arsid, ternyata masih banyak warga yang belum tahu Pilkada Tangsel 9 Desember nanti. Untuk itu diharapkan dengan sisa waktu yang ada para penyelenggara pemilu bisa bergerak lebih massif untuk mensosialisasikan Pilkada ini.

"Sampai saat ini saja masih banyak masyarakat Tangsel yang belum tahu pilkada. kita berharap dengan sisa waktu ini penyelenggara pemilu mau bergerak massif agar mensosialisasikan pilkada," tutur Arsid.

Arsid pun mengatakan, Jika dirinya terpilih nanti maka dirinya akan memberikan kesempatan kepada investor yang masuk ke Tangsel tujuannya adalah menambah lapangan pekerjaan. Jika lapangan pekerjaan luas maka akan meningkatkan perekonomian di Tangsel.

"Jika terpilih Nanti saya akan undang investor untuk meningkatkan perekonomian di Tangsel," ungkap Arsid.

Calon wali kota Tangsel nomor urut satu, Ikhsan Modjo, menggunakan waktu berbicara untuk menyindir KPU dan Panwaslu Tangsel.

"Sesuai tema hari ini, saya berharap, pilkada Tangsel juga bisa berkualitas. Tapi, awalnya saja sudah tidak berkualitas. Seperti yang saya dan Pak Arsid alami, keterlambatan pemberian alat peraga kampanye dari KPU. Itu kan sudah merugikan saya dan Pak Arsid yang penantang dalam pemilihan ini, beda dengan Bu Airin," kata Ikhsan sambil berdiri di depan forum.

Ikhsan menganggap, kinerja Panwaslu Tangsel juga belum maksimal. Hal itu dilihat dari banyaknya laporan dari kubunya yang dinilai tidak diproses dengan baik. Selain itu, setiap putusan Panwaskada Tangsel dianggap tidak adil dan hanya menguntungkan pasangan calon wali kota lain.

"Jika seperti ini terus, saya yakin, tingkat partisipasi publik sebagai pemilih di tanggal 9 nanti, tidak akan sampai 50 persen," ujar Ikhsan.