Hal tersebut menyusul rencana pemerintah provinsi DKI Jakarta menutupnya terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada 5 Januari 2014 mendatang.
Permintaan sejumlah pengelola bus AKAP ini imbas dari ditutupnya terminal AKAP di Lebak Bulus lantaran terkena pembangunan stasiun Mass Rapid Transportation (MRT) oleh Pemprov DKI Jakarta. Mereka memilih terminal Pondok Cabe karena jaraknya lebih dekat ke terminal sebelumnya.
Saat ini, kondisi terminal Pondok Cabe tidak layak untuk dioperasikan dan menjadi kawasan belukar, tidak terurus sama sekali, serta gedung operasional bus tidak dapat difungsikan. Meskipun, kondisinya tidak terawat. Namun, pengusaha bus meminta kepada Dishubkominfo Kota Tangsel untuk memfungsikan terminal seluas 2,4 hektar tersebut.
Pengelola Perusahaan Otobus (PO) Purwo Widodo, FX Sadino mengatakan pihaknya sudah melayangkan surat pengajuan untuk mempergunakan lahan terminal Pondok Cabe untuk menggantikan terminal Lebak Bulus yang ditutup. Pihaknya, kesulitan untuk mencari lahan untuk tempat menaikan dan menurunkan penumpang yang dekat dengan terminal Labak Bulus.
"Lokasi (terminal Pondok Cabe-red) ini yang terdekat dengan Lebak Bulus. Kalau dipindahkan ke terminal lain akan berbenturan dengan bus AKAP yang sudah ada," ungkapnya, saat ditemui di terminal Pondok Cabe, Rabu (18/12).
Dikatakannya, sebanyak 27 PO dari 80 PO yang ada di terminal Lebak Bulus sudah melayangkan surat permohonan untuk menggunakan terminal Pondok Cabe sebagai tempat 'ngetem' bus. Namun, hingga saat ini belum juga direspon oleh Pemkot Tangsel.
"Kan sayang terminal yang luasnya hektaran ini tidak difungsikan. Paling tidak kalau kami tempati dapat membantu perekonomian warga sekitar terminal," ujarnya.
Selain itu, kata dia, meminta untuk membenahi fasilitas maupun sarana. Lantaran, kondisi terminal sudah dipenuhi rerumputan, awning tempat parkir bus sudah usang serta gedung operasional terminal tak layak pakai.
"Kami siap memberikan retribusi asalkan sarana dan prasarana di terminal Pondok Cabe dibenahi, serta jalan menuju ke terminal pun akan diperbaiki," terangnya.
Sementara itu, Ketua paguyuban Mitra Niaga yang membawahi PO bus AKAP, Jefri Kapojos menyayangkan tidak berfungsinya terminal Pondok Cabe. Padahal, sejak berdirinya Kota Tangsel rencana revitalisasi sudah diwacanakan. Namun, hingga saat ini tak kunjung terealisasi.
"Sejak dibangun tahun 2002 lalu, terminal ini sama sekali tidak difungsikan. Sudah tiga kali ganti Kepala Dishubkominfo selalu gagal untuk merevitalisasi terminal," katanya.
Padahal, sambung Jefri, dua tahun lalu Pemkot Tangsel sudah melakukan pengkuruan untuk membuat Desain Engeenering Detail (DED) untuk merevitalisasi terminal Pondok Cabe.
"Sampai sekarang belum ada realisasinya, Terminal ini tidak disentuh sedikitpun," ujarnya.
Dalam kesempatan kunjungan kerja ke lokasi terminal Pondok Cabe, dan dilanjutkan kunjungan ke kantor detaktangsel.com, Kepala Dishubkominfo Kota Tangsel, H. Sukanta, yang datang didampingi Sekretaris Dishubkominfo, Taryono mengatakan bahwa pihaknya siap Mengoperasikan sementara terminal Pondok Cabe untuk menampung bus AKAP dari terminal Lebak Bulus.
Namun, sebelumnya, pihaknya akan bekoordinasi dengan Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) untuk melakukan pembersihan lokasi terminal dari aneka tumbuhan belukar, bangunan-bangunan liar, serta memperbaiki penerangan jalan umum (PJU), serta koordinasi dengan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) untuk memperbaiki jalan menuju terminal.
"Insya Allah, sebelum tanggal 5 Januari bisa dipakai. Saya harus lapor ibu Wali Kota dulu. Awalya, kami sudah menganggarkan Rp 5 milyar untuk rehabilitasi terminal Pondok Cabe, namun tertunda pelaksanaannya, karena DED belum selesai" terang H. Sukanta.
Dijelaskan Sukanta, rencananya pada Sabtu-Minggu lusa, pihaknya bersama pihak-pihak yang berkopenten akan melaksanakan kerja bakti bersama di lokasi terminal Pondok Cabe. (Dev/Red)