Pamoelang of Pondok Benda

Pamoelang of Pondok Benda

Detaktangsel.com, OPINI -- Apa yang membuat Pamoelang of Pondok Benda menjadi kawasan 'zorgvliet' di tapal batas Batavia dan Meester Cornelis saat itu?
Ternyata salah satu penyebabnya adalah hasil perkebunannya.
Dalam catatan Der Partikuliere Lenderijen Batavia 1871, jauh sebelum Abraham van Riebeeck dan Majoor Saint Martin pengusaha perkebunan terbesar di wilayah selatan Batavia mengenalkan tanaman kopi di Jawa Barat, uji coba tanamannya terlebih dahulu dilakukan di wilayah Pamoelang of Pondok Benda yang berbatasan langsung dengan Tjileduk.

Upaya penanaman kopi sebelumnya telah diujicobakan padan tahun 1699 oleh VOC di daerah Pondok Kopi Batavia, namum dikarenakan sering terjadinya banjir maka upaya tersebut mengalami hal yg tidak memuaskan oleh VOC. Maka upaya2 selanjutnya terus digiatkan oleh pemerintah Belanda melalui berbagai cara. Termasuk membuat sebuah perjanjian yang memberatkan bahkan tidak adil dengan penguasa setempat. Dimana dalam isi perjanjian tersebut dikatakan para pribumi diwajibkan menanam kopi dan hasilnya harus diserahkan kepada VOC tanpa ada timbal baliknya. Perjanjian ini disebut Koffiestelsel (sistem kopi).

Sistim ini disebut juga dengan sistim Tanam Paksa yang diciptakan Johannes van den Bosch (1780-1844). Dimana rakyat diwajibkan menanam komoditi ekspor milik pemerintah, termasuk kopi pada seperlima luas tanah yang digarap, atau bekerja selama 66 hari di perkebunan-perkebunan milik pemerintah. Sejarah meceritakan bagaimana para pribumi menderita akibat Koffiesttelsel ini.

Setelah diujicobakan oleh Pemerintah Belanda ternyata unsur tanah yg terkandung di wilayah Pamoelang of Pondok Benda sangat cocok untuk tanaman kopi berjenis Arabika. Maka mulailah lahan ini dijadikan Pemerintah Belanda sebagai salah satu kawasan yang spesial dan istimewa (zorgvliet).
Dan setelah pengembangan kopi di wilayah ini berhasil maka pada tahun 1750, Belanda mulai mengembangkan perkebunan kopi Arabika diberbagai wilayah Jawa Barat bahkan meluas sampai ke pulau Sumatra, Bali, Sulawesi, dan Kepulauan Timor.

Kopi menjadi komoditi unggulan saat itu dan terus mencapai puncaknya hingga pertengahan abad ke 19. Lalu kemudian pada tahun 1878 terjadi kejatuhan pada produksi kopi Jawa Barat, bahkan berdampak ke seluruh wilayah Indonesia. Dimana banyak daun kopi mengalami karat daun, atau tanaman kopi menagalami kerusakan parah akibat hama. Dan Jawa Barat merupakan wilayah terparah akibat serangan hama penyakit karat daun ini. Wabah ini membunuh semua tanaman Arabika yang tumbuh di dataran rendah Priangan termasuk wilayah Land Pamoelang of Pondok Benda.
Jadi jelaslah sudah bahwa pengembangan kopi di Indonesia pertama sekali dilakukan oleh Belanda  di daerah Priangan Jawa Barat salah satunya termasuk Land Pamoelang of Pondok Benda.

Namun menyikapi kondisi gagal panen kopi tersebut Pemerintah Belanda tak kehabisan akal untuk menjadikan Pamoelang of Pondok Benda sebagai kawasan istimewa. Lahan yang tadinya ditanami kopi kemudian digantikan dengan perkebunan Pala dan Kelapa. Sebagian lain lahannya lagi dijadikan persawan karena geografis tanah yg banyak terdapat rawa2 yg diapit oleh dua setu besar yakni Setu Pamoelang dan Setu Tjileduk.

Pamoeolang of Pondok Benda juga dikenal sebagai salah satu penyuplai pajak terbesar dari hasil minyak kelapa dan biji pala kepada Pemerintah Belanda.

Kondisi ini terus bertahan hingga tahun 1930an. Dimana saat itu permintaan bahan baku karet dunia meningkat karna munculnya perusahan2 Ban besar di Eropa seperti: Michelin, Pirelli, Cooper,  Goodyear, Continental,  Dunlop dan Bridgstone. Maka berbondong2lah para pengusaha perkebunan di Jawa Barat dan Batavia menggantikan lahannya dengan jenis tanaman karet termasuk Land Pamoelang of Pondok Benda, hingga Belanda angkat kaki dari Bumi Indonesia..***

T A M A T

Wallahu a'lam bishawab
Semoga Manfaat

Padepokan Roemah Boemi Pamoelang
20 Juli 2022

Oleh: Agam Pamungkas Lubah

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online