Tradisi Mangain Marga Batak: Menjaga Identitas Budaya dalam Pernikahan Campuran

 instagram.com/jscmila, ilustrasi: Aqila/dt instagram.com/jscmila, ilustrasi: Aqila/dt

Detaktangsel.com, NASIONAL –– Dalam beberapa waktu terakhir, Jessica Mila menjalani tradisi Mangain marga Batak sebelum pernikahannya dengan Yakup Hasibuan. Tradisi ini melibatkan pemberian marga kepada Jessica sebelum dipinang oleh Yakup, yang memiliki keturunan Batak.

Aksi Jessica yang menjalani Mangain telah menarik perhatian netizen. Tidak hanya itu, banyak juga yang penasaran dengan esensi dari tradisi Mangain itu sendiri.

Mangain, sebagai pemberian marga kepada orang yang bukan suku Batak, dilakukan pada pasangan calon pengantin sebelum mereka menikah. Tujuannya adalah untuk memastikan agar marga Batak tetap terjaga dan tidak hilang. Berikut beberapa poin penting terkait dengan Mangain Marga Batak:

1. Bukan Proses Jual Beli Marga

Perlu dipahami bahwa tradisi Mangain bukanlah proses jual beli marga. Pentingnya untuk menegaskan hal ini, karena beberapa orang awam menganggap tradisi ini serupa dengan membeli marga. Sebelum memberikan marga kepada calon pengantin non-suku Batak, silsilah harus ditelusuri oleh keluarga suku Batak.

2. Awalnya Dilakukan untuk Keluarga Tanpa Anak Laki-laki

Tradisi Mangain awalnya ditujukan untuk keluarga yang tidak memiliki anak laki-laki, agar mereka dapat melanjutkan marga dalam garis keturunan. Marga memiliki arti yang penting bagi suku Batak, sehingga harus dijaga dan dilestarikan.

3. Tradisi Mangain Tidak Dilakukan secara Sembarangan

Perlu ditekankan bahwa pemberian nama marga melalui tradisi Mangain tidak dilakukan secara sembarangan. Jika calon pengantin dari suku lain adalah perempuan, hal ini disebut sebagai Mangain Boru. Namun, jika calon pengantin dari suku lain adalah lelaki, prosesi ini disebut Mangain Anak.

Dalam Mangain Boru, nama marga diambil dari pihak hula-hula atau saudara laki-laki dari pihak ibu. Sementara itu, Mangain Anak mengambil marga dari pihak boru atau keluarga dari saudara perempuan ayah.

4. Dilakukan sebelum Menikah dengan Keturunan Bukan Batak

Berharga-nya sebuah marga membuat tradisi Mangain dilakukan ketika sepasang kekasih hendak menikah, terutama jika salah satu pihak bukan keturunan Batak. Dalam prosesi Mangain, nama marga diberikan kepada calon mempelai yang bukan keturunan Batak.

5. Proses yang Melibatkan Beberapa Tahapan

Proses tradisi Mangain tidak dapat diselesaikan dengan cepat. Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum memberikan marga kepada calon pengantin yang bukan keturunan Batak.

Tahap pertama adalah Pasahat Ulos dan Parbue Gabe, yang melibatkan pemberian kain ulos dan penempatan beras sebagai simbolis dalam prosesi Mangain. Selanjutnya, terdapat Pasahat Dengke Dohot Ulos, yaitu menyampaikan dengke (alat musik tradisional) dan ulos dari pihak hula-hula, kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan doa, dan masih banyak lagi tahapan lainnya.

6. Solusi untuk Pernikahan Campuran Suku Batak

Fakta lainnya mengenai tradisi Mangain adalah bahwa ini menjadi solusi untuk pernikahan campuran suku Batak. Berharga-nya sebuah marga membuat masyarakat suku Batak cenderung mencari pasangan dengan suku yang sama untuk mempertahankan adat dan tradisi mereka.

Namun, terkadang sulit untuk menemukan pasangan dengan latar belakang yang sama. Dengan adanya tradisi Mangain, masyarakat suku Batak tetap dapat menikah dan membentuk keluarga dengan mereka yang bukan dari suku Batak, sehingga adat istiadat mereka tetap terjaga.

Dengan tradisi Mangain Marga Batak, kita dapat melihat betapa pentingnya menjaga warisan budaya dan identitas suku dalam era pernikahan campuran. Tradisi ini tidak hanya memberikan solusi bagi pernikahan antarsuku Batak, tetapi juga menunjukkan kekayaan budaya yang terus dilestarikan. Meskipun mungkin terjadi pergeseran dalam hubungan sosial dan pernikahan, Mangain hadir sebagai cara untuk menghormati dan melestarikan nilai-nilai keluarga serta identitas marga. Dengan menghargai dan memahami tradisi seperti ini, kita dapat terus memperkaya keragaman budaya dan membangun ikatan yang kuat antara suku-suku yang berbeda. (Aqila/red)

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online