Indonesia Sejak Lama Sudah Beragam

 

yudhiJAKARTA-Pengamat politik dari Universitas Paramadina Jakarta, Yudi Latief menjelaskan bangsa Indonesia ini merupakan cerminan dari kesilaman (lampau), dan pembaruan (modern) dengan keragaman dan persatuannya. Karena sejak berdirinya 1945, Indonesia sudah beragam.
 
 “Beda dengan Amerika Serikat sebagai jajahan Inggris dan Perancis, kemunculannya langsung menjadi negara baru. Sisa-sisa Inggris dan Perancis disingkirkan dan dibuang begitu saja baik secara politik dan kenegaraan, maka seutuhnya AS itu sebagai negara baru. Tidak demikian dengan Indonesia,” katanya, di Jakarta, Kamis (24/10)
 
Kebangsaan secara horisontal, lanjut Yudi, Indonesia ini merupakan persatuan dari keragaman, juga dari struktur demografis-biologisnya dan sebagainya. “Kebudayaan dan kulitnya juga lengkap. Ketika Indonesia merdeka sudah mencerminkan seluruh keragaman. Tidak demikian dengan Amerika. Karena itu Indonesia ini sebagai taman sarinya dunia,” tuturnya.
 
Jerman pun gagal dalam multikulturalisme. “Begitu juga AS,  jangan berlagak sebagai negara demokrasi dan HAM, kalau masih terjadi diskriminasi dalam politik negaranya. Misalnya lebih memilih kulit hitam daripada perempuan, maka wajar kalau Presiden Barack Obama mengakui Pancasila sebagai ideologi besar dunia, karena berbeda-beda tapi satu, dan dengan semangat gotong royong,” tegasnya.
 
Hanya saja dia menyayangkan UU Pemilu kita menggunakan sistem PT (parliamentary threshold), sehingga secara politik kebangsaan tanpa disadari menggerogoti bahkan menyingkirkan keragaman, pluralitas, dan kemajemukan bangsa ini, karena kelompok minoritas secara agama, etnik, suku, budaya, dan tradisi sebagai aset bangsa ini tidak terwakili di DPR RI. **cea
Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online