Print this page

HPN 2016 Siap Diselenggarakan Di NTB, Ketua Dewan Pers Soroti Masalah Insan Pers Di Daerah

Tampak Gubernur NTB (kiri) bersama Ketua PWI Pusat (kanan) dan Ketua Dewan Pers yang menyaksikan penandatangan persiapan HPN 2016 di NTB Tampak Gubernur NTB (kiri) bersama Ketua PWI Pusat (kanan) dan Ketua Dewan Pers yang menyaksikan penandatangan persiapan HPN 2016 di NTB

detaktangsel.com JAKARTA - Pengesahan persiapan Hari Pers Nasional (HPN) 2016 yang akan diselenggarakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) siap dilaksanakan terhitung mulai hari ini (02/10). Hal ini terbukti ditanda tangani oleh Gubernur NTB dan Ketua PWI Pusat serta disaksikan oleh Ketua Dewan Pers di Gesung Hall TVRI, Jakarta.

Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengatakan, alasan pihaknya HPN 2016 digelar di daerah yang dipimpinnya karena pihaknya sudah cukup lama menginginkan NTB sebagai tuan rumah. Tak hanya itu, kehadiran insan pers se-nasional baginya sebagai peluang di NTB untuk membuka dan memberikan informasi yang intens kepada masyarakat.

"Karena sudah cukup lama ingin menjadi tuan rumah dan kami iri juga dengan daerah lain dapat menjadi tuan rumah dan kehadiran HPN menjadi informasi yang intens di NTB," ujarnya.

Selain akan menjadi tuan rumah, lanjutnya, segenap pemerintahan dan masyarakat NTB akan mengupayakan HPN akan jadi yang terbaik yang pernah diselenggarakan sebelumnya.

"Kami upayakan HPN yang akan datang di NTB menjadi yang terbaik dari sebelumnya karena kami bangga dengan kehadiran insan pers," tuturnya.

Sementara, Dr. Bagir Manan, Ketua Dewan Pers mengungkapkan dalam sambutannya, digelar HPN 2016 tak hanya sebagai ajang seremonial antara insan pers namun sebagai ajang silaturahmi untuk mencapai resolusi dari persoalan insan pers yang tersebar di bumi nusantara.

Seperti halnya, persoalan insan pers yang berada di daerah pedalaman seperti Papua yang sulit secara sarana dalam memperoleh informasi karena jarak tempuh yang sangat jauh. Malah, terkadang para pers sering kali meminta bantuan kepada pemerintah setempat untuk dapat membantu sarana tersebut.

Hal ini menjadi kegalauan bagi insan pers di daerah karena secara profesi dituntut untuk menjaga indepedensinya agar tidak tergantung pada pihak luar terutama dalam peliputan, namun dengan persoalan tersebut maka tak lain hal itu terkadang bertentangan.

"Saya ingin menyoroti pers yang berada di daerah. Ketika saya mengunjungi Papua banyak masukan dari teman-teman pers mendapati persoalan terkait sarana yang sulit karena jarak tempuh yang jauh sehingga pinjam ke pemerintah. Hal itu yang membuat mereka terkadang berat hati karena independensi pers. Tak hanya itu, pemberdayaan insan pers, mereka mengeluh terkait kenapa pelatihan jurnalistik selalu diadakan dikota besar dan jarang di daerah mereka," ungkap Bagir Manan.

Maka dengan akan diselenggarakan HPN 2016, Ketua Dewan Pers berharap persoalan-persoalan yang dirasakan teman-teman pers di daerah dapat diatasi. Hal itu guna menjaga kemerdekaan pers dalam arti tidak ketergantungan.