Para peneliti itu memberi nama perangkat mereka Phoenix 99. Alat canggih terhubung itu secara nirkabel ke kamera kecil yang dipasang pada sepasang kacamata dan bekerja untuk merangsang retina pengguna.
Retina sendiri merupakan lapisan sel peka cahaya yang berada pada bagian belakang mata yang merubah cahaya menjadi pesan listrik, kemudian dikirim ke otak melalui saraf optik dan diproses menjadi apa yang kita lihat.
Selain itu, perangkat Phoenix 99 juga dapat melewati sel retina yang rusak, dan 'memicu' sel-sel yang masih bisa bekerja.
Dilansir Indozone, dalam catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada 2,2 miliar orang di dunia yang menderita gangguan penglihatan, mulai dari tingkat yang ringan sampai mengalami kebutaan total.
Penggunaan mata bionik guna membantu serta mengobati kebutaan yang merupakan industri baru. Inovasi mata bionik itu juga sangat berguna bagi Tunanetra yang mengalami kerusakan saraf optik, yang mencegah transmisi data visual dari retina mata ke korteks visual otak.