Akan tetapi, Netflix tidak mengungkap bagian bisnis mana yang akan kehilangan pekerjaan. Namun, beberapa orang mengatakan kehilangan pekerjaan mereka lewat media social.

Selain karena penyebab itu, pihaknya juga menyebut kalau keputusan tersebut diambil lantaran menurunnya pendapatan perusahaan, pasalnya para pelanggan yang beralih ke platform baru seperti Disney Plus, HBO, dan Amazon’s Prime Video.

“Perubahan ini terutama didorong oleh kebutuhan bisnis daripada kinerja individu, yang membuatnya sangat sulit karena tidak ada dari kita yang ingin mengucapkan selamat tinggal kepada rekan-rekan hebat seperti itu," kata perusahaan tersebut, dikutip dari BBC via Indozone, Kamis (19/5/2022).

Sebelumnya diberitakan Netflix dikabarkan kalau telah kehilangan lebih dari 200 ribu pelangganya pada kuartal pertama 2022.

Kabar tersebut merupakan hal yang paling buruk selama satu dekade terakhir, sebelumnya Netflix belum pernah kehilangan pelanggan sebanyak itu.

Dilansir dari CNET, kalau Netflix sudah memprediksi kalau dalam waktu tiga bulan kedepan kalau pihaknya akan kehingan pelanggan hingga dua juta.

Ada beberapa faktor para pengguna Netflix untuk berhenti berlangganan.

Pihak Netflix sendiri menyebut salah satunya karena terdampak perang Rusia dan Ukraina. Selain itu masalah lain yakni fitur sharing pasword.

Kemunculan layanan streaming kompetitor seperti Disney+ sampai HBO juga membuat banyak orang memiliki pilihan untuk menonton film yang mereka sukai.

Dilansir dari Indozone, dampak dari hilangnya pengguna Netflix ini juga membuat saham dari Netflix anjlok dalam waktu satu hari. Pada tanggal 20 April kemarin nilai saham NFLX turun sebesar 34,23% dengan nilai US$226,19 per lembarnya.

Meskipun begitu, saat ini Netflix diketahui masih memiliki jumlah pelanggan yang cukup banyak yaitu 221,64 juta. Tetapi tetap saja penurunan yang mereka alami akan menjadi pelajaran besar selanjutnya. (Aip)