Print this page

Dugaan Awal Penyebab Tabrakan KMP Marisa Nusantara

Dugaan Awal Penyebab Tabrakan KMP Marisa Nusantara

detakserang.com- CILEGON, Pascainsiden tabrakan antara KMP Marisa Nusantara dan kapal kargo MV Qihang di Perairan Selat Sunda, Sabtu (3/5), karena faktor kelalaian kedua nakoda kapal tersebut. Tabrakan terjadi sebelum KMP Marisa Nusantara bersandar di Pelabuhan Bakeuheni, Kota Lampung.

Dari hasil pengamatan dan pengumpulan informasi KSOP Banten meski belum dapat memastikan penyebab kecelakaan. Sebagaimana disampaikan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Banten Nafri, dugaan sementara berdasarkan penyelidikan bahwa setiap kecelakaan tabrakan kapal ada kelalaian kedua nakoda kapal. Bila akibat kelalaian nakoda KMP Marisa Nusantara, segala sesuatunya akan terbukti dalam pemeriksaan dan persidangan di Mahkamah Pelayaran. Dalam hal ini tentu juga memeriksa pihak kapal kargo berbendera negara asing, Qi Hang.

Meski faktor kelalaian, ia menandaskan, nahkoda tahu akibat hukum dari tabrakan tersebut. Bahkan, nahkoda wajib bertanggung jawab. Dan, semua akan dibuktikan di persidangan.

Nafri menjelaskan, pihaknya masih memburu kapal Qihang untuk mengros cek tentang duduk perkara tabrakan tersebut.

"Kita berupaya mengamankan kapal Qihang dulu," tandasnya.

Nafri menilai, apa yang dilakukan hahkoda kapal saat terjadi insiden telah sesuai dengan prosedur. Walau ada unsur kelalaian, nahkoda kapal telah mengambil keputusan tepat.

"Apa yang dilakukan nakoda sudah benar. Sistem keselamatan di kapal semua berfungsi. Tidak ada yang tidak berfungsi. Kalau saat itu kru kapal panik, itu wajar. Karena ketika terjadi kecelakaan pasti semua panik. Tapi sepenuhnya komando di tangan nahkoda. Kalau nahkoda ikut panik, maka itu salah. Tindakan nakoda sudah betul, dia cukup tenang sampai bisa menyandarkan kapal ke Dermaga VI," katanya. "Kalau nahkoda menyuruh menurunkan skoci dan sebagainya, tindakan itu yang tidak benar."

Hal tersebut dijelaskan berdasarkan informasi dan pengamatan dari kru kapal. Jadi kondisi kapal tidak akan tenggelam karena tingkat kestabilan masih terjaga.

Ketika terjadi benturan, ia menjelaskan, terjadi pergeseran muatan. Stabilitas kapal masih positif. Tapi kalau stabilitas negatif, kapal akan bernasib sama seperti Bahuga yang tenggelam, tahun lalu.