Print this page

Bang Jali Bak Musafir Satu Hari

Bang Jali Bak Musafir Satu Hari

detaktangsel.comCELOTEH - lajunya roda empat dipacu dengan semangat menelusuri jalan tol Tangerang - Merak, diiring dengan lagu the beatles ga lupa lirik-lirik kaca spion Bang Jali tancap terus menuju Kota Serang yang telah seminggu dikangenin.

"Pak, tiket tol nya..?" tegur gadis penjaga loket tol keluar Serang Timur, sambil melemparkan senyum manisnya.

"O ya maaf neng, ni duitnya," ujar bang jali sambil mengambil uang di dashboard mobil, lalu menyodorkan uangnya ke si neng penjaga loket tol.

Bak musafir yang mengarungi gurun pasir bromo, bang jali ambil sebatang rokok yang mang tinggal sebatang lalu dinyalakan seakan ga percaya lagu imagine by John lennon mengantar dirinya menginjak Kota seribu santri dengan harapan yang jumawa.

"Kriiing...." bunyi hp nokia jadulnya tapi sakti, buat bang jali kaget, nyariin tuh hp ga taunya ada dibawah pantatnya.

"Hallo...bang, sudah ketemu sama kang Cecep?" tanya suara dari hp yang ternyata soulmatenya bang jali, Mamat yang ngaku kayak Arjuno karena hobi nonton serial Mahabrata.

"Ini baru sampe di kantornya, tar dulu saya buru-buru kebelet...nanti saya telpon balik," jawabnya sambil turun dari mobil bergegas masuk ke kantor Humas pemprov Banten bukan langsung nemuin Humas tapi bang zali nemuin penjaga toilet dulu (maklum kebelet hehehe...)

Hampir selama satu jam, Bosnya media online group ini berbincang-bincang dengan pejabat humas sepertinya serius banget pasti bang zali mengeluarkan jurus ampuhnya 'Kunyu Melempar kecap' hampir mirip dengan jurus pendekar 212 Wiro Sableng, yakin dah pasti manggut-manggut tuh pejabat.

Usai menemui pejabat humas, tiba-tiba hp blackberry yang suka error kalau mau fhoto-fhoto apalagi saat narsis berbunyi dengan nada lagu penyanyi ngetop asal USA 'Alone' Celine Dion.

"Bang, lagi di Serang ya? bisa ketemu ga nanti?" Sapa suara dari hp nya.

"Ya bisa bu, memang lagi dimana?' jawab bang jali, lagi-lagi sambil nyalain rokok.

"Di Plaza Serang ni bang...saya tunggu ya," pinta suara wanita yang ternyata bu imelia masih anak buah sang punjangga yang bertugas sebagai mandor alias korlip wartawan wilayah Banten sekitarnya.

Sambil menyeka keringat yang mengucur dikit di dahinya, karena terbiasa bawa mobil tanpa hidup AC karena wajib mengisap tembakau di tambah mulai macetnya jalanan buat bang zali dikit gerutu ambil pegang-pegang 'Kumis Beracun'.

"Bang...Gimana hasil pertemuaannya?" tiba-tiba mamat nanyain lewat hp.

"Beres, kabar baiknya tunggu aja saya kembali ke kantor tar sore," jawabnya singkat, maklum yang ada dipikiran bang jali wajahnya ndoro dono yang punya mobil.

"Bang, mobilnya nanti jam 5 sudah di rumah ya, mau dipakai sama abang iparku," kata ndoro dono sebelum bang zali berangkat subuh tadi, terngiang kembali janji palapa harus tepat waktu pulangnya.

Tanpa terasa bang zali sudah sampai ke salah satu mall satu-satunya yang ada di Kota Serang, usai memarkir mobil, bang zali langsung menemui bu mandor detak wilayah banten sekitarnya.

Satu jam setengah obrolan bang jali dengan bu mandor sambil makan minum, akhirnya bang zali permisi pulang kembali ke Tangsel.

"Bu, saya pamit dulu...salam sama teman-teman," ujar bang jali sambil merogoh dompet bayarin bon, maklum bos kudu bayarin 'Jaim' donk.

Berlomba dengan waktu karena terikat Sumpah Palapa dengan ndoro dono, bang zali tancap gas di jalan tol tanpa sempat nyalain rokok karena mang habis lupa beli.

"Hahahahaaa....dasar Sang Punjangga, udah mulai pikun, untung ga lupa pulang ke rumah," ledek Mamat Arjuno usai dengerin cerita bang zali, jadi pejuang dan lelaki tangguh sehari.