Penderita Diabetes Melitus Tetap Bisa Menjalankan Puasa
detaktangsel.com PAMULANG-Puasa merupakan ibadah fisik dan batin yang sarat makna dan keberkahan. Hikmah berpuasa selama bulan Ramadhan ini adalah memantapkan ketundukan kita dalam komitmen takwa. Nah, bagaimana puasa bagi mereka yang mengalami sakit diabetes melitus atau yang dikenal dengan sebutan kencing manis atau penyakit gula. Hal ini disebabkan karena pada orang yang mengalami sakit gula terjadi gangguan metabolisme kronis yang sangat berpotensi menyebabkan berbagai komplikasi jika terjadi perubahan pada pola maupun jumlah asupan makan dan minuman selama berpuasa.
Seseorang yang mengalami diabetes masih diperbolehkan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan sejauh memenuhi aturan-aturan tertentu yang disesuaikan dengan kondisi diabetesnya. Puasa bagi orang diabetes jika tidak dipersiapkan dengan baik, selain dapat membahayakan jiwa, juga dapat mengganggu kekhusyukan ibadah itu sendiri.
Oleh karena itu, penting sekali bagi orang yang mengalami diabetes melitus yang ingin berpuasa untuk memahami kondisi diabetes yang memungkinkannya untuk berpuasa secara aman. Diabetes melitus merupakan salah satu contoh dari kondisi dimana tubuh kekurangan salah satu hormon yang dinamakan insulin. Hormon ini berfungsi untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Secara singkat dapat dikatakan bahwa diabetes melitus merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh kurangnya jumlah dan kerja insulin dalam tubuh.
Menurut Dokter Umum di Poli Khusus Diabetes Melitus (DM) RSU Kota Tangsel dr Retno Widowati MKM, warga yang mempunyai penyaki DM diperbolehkan untk berpuasa. Namun, harus diketahui kadar gula (glukosa) saat berpuasa. Kadar glukosa yang normal di dalam darah (60mg/dL-150mgdL) sangat diperlukan untuk memberikan asupan energi bagi kerja sel-sel penting dalam tubuh, seperti sel otak, sel saraf, sel darah, sel otot dan lain-lain. "Jika glukosa dibawah 60mg/dL dan diatas 300mg/dL tidak diperbolehkan untuk berpuasa. Soalnya, dapat menyebabkan koma bagi penderitanya," katanya pada Selasa, (6/6/2017).
Kata Retno agar penderita DM bisa berpuasa sebulan penuh harus menjaga pola makan, gizi seimbang dan olahraga setelah berbuka puasa. Atau juga menerapkan 3 J. Yaitu, Jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh, Jam makan teratur dan Jenis makanan yang disajikan. "Insyallah jika pola hidup dan makannya baik gula darah akan terkontrol," terangnya.
Dokter Umum Poli Khusus DM RSU Kota Tangsel lainnya, dr Sintha Kumalasari menambahkan, sejak April lalu, RSU Kota Tangsel telah membuka Poli Klinik Khusus DM. Penderita DM dapat berkonsultasi dengan dokter dan ahli gizi. "Sejak dibukanya Poli ini, masyarakat sangat antusias. Soalnya Poli khusus DM ini satu-satunya di rumah sakit yang ada di Kota Tangsel," ujarnya seraya mengatakan di Poli Khusus DM ini dibuka Setiap Senin hingga Jumat mulai pukul 08.00 sampai 12.00. Pasien DM dari Puskesmas pun bisa untuk konsultasi ke Poli khusus ini.
Ditambahkan Kasie Pelayanan Medis pada RSU Kota Tangsel dr Topik Dipa Sempana, DM merupakan jenis penyakit masuk dalam 10 besar penyakit terbanyak yang tercatat dalam urutan penyakit pasien yg dilayani poli penyakit dalam di RSU Kota Tangsel.
"Pasien yang menderita penyakit DM selama ini tetap mengantri di poli IPD padahal mereka hanya ingin menambah obat. Dengan adanya poli DM pasien yang sudah terdeteksi DM dapat dilayani langsung pada poli DM dan tidak lagi mengantri pada poli IPD. Selain itu, poli DM juga dapat melayani perawatan luka akibat penyakit DM (ulcus diabeticum)," terangnya.
Menurut penelitian Ali Alatas dari 35 pasien DM, sambung Topik ternyata pasien DM juga beresiko terkena penyakit TB. Dengan adanya poli DM, diharapkan penderita DM dapat selalu diawasi termasuk kemungkinan terinfeksi TB. Sehingga jumlah penderita TB juga dapat diminimalisir. Menurut penelitian tersebut penderita DM yang banyak terinfeksi TB adalah penderita DM dengan usia di bawah produktif 60 th (80%) dan sisi pekerjaan yang terbanyak adalah ibu rumah tangga (37.5%). (ADVERTORIAL)