Menurut pengakuannya, kedatangan Rasulullah padanya menjadikan dirinya sebagai Imam Mahdi, sosok yang dipilih oleh Allah SWT untuk memimpin dan mengakhiri kezaliman di dunia sebelum hari kiamat.

Dalam sumpahnya, Muhammad Maulana Ishaq menegaskan identitasnya sebagai orang Kudus asli, lahir, dan menetap di Kudus. Ia menantang konsekuensi atas pernyataan kontroversialnya, dengan menyatakan kesiapannya mati dalam 10 hari di kamar sendiri, di rumah sendiri, sebagai bentuk tanggung jawab atas kebenaran atau kebohongannya.

"Saya siap dengan konsekuensinya, mati dalam 10 hari di kamar sendiri, di rumah sendiri. Biar tidak dibunuh orang, yang membunuh adalah Allah dari tangan Rasulullah sendiri," tegas Muhammad Maulana Ishaq.

Selain itu, ia juga menyatakan kesiapannya masuk neraka yang pertama kali di antara umat Rasulullah, dengan janji untuk keluar dari neraka terakhir kali di antara umat Muslim.

Pengakuan ini tentu saja memicu berbagai reaksi dan perdebatan di kalangan masyarakat. Beberapa pihak mendukungnya sebagai tanda keajaiban atau manifestasi spiritual, sementara yang lain skeptis dan menilai pengakuan ini sebagai hal yang patut dipertanyakan.