Lily Rain bukanlah model konvensional dengan fisik yang dapat disentuh. Dia muncul hanya dalam wujud foto-foto digital, namun keunikan dan daya tariknya justru terletak pada kemampuan tak terbatasnya untuk "berpetualang" ke berbagai penjuru dunia, tanpa perlu meninggalkan tempatnya.
Dengan bantuan kecerdasan buatan (AI), Lily Rain mampu 'berada' dalam berbagai foto di lokasi eksotis, memberikan kesan seolah-olah dia benar-benar berada di sana. Ini adalah perpaduan menakjubkan antara kreativitas manusia dan teknologi canggih.
Menurut laporan dari Daily Star, Lily Rain meraih popularitas dan penghasilan melalui platform Fanvue, dengan membagikan foto-foto perjalanannya yang menakjubkan. Para pengikutnya terpukau oleh keindahan foto-foto yang dibagikan Lily Rain, sehingga rela memberikan donasi atau berlangganan untuk mendapatkan akses ke konten eksklusifnya.
Namun yang lebih mengejutkan adalah besarnya pendapatan yang dihasilkan oleh Lily Rain melalui unggahan foto travelingnya. Dilaporkan bahwa ia mampu menghasilkan hingga Rp 300 juta per bulan hanya dari aktivitasnya di platform tersebut. Angka ini menunjukkan bahwa Lily Rain bukan hanya sekadar fenomena di dunia digital, tetapi juga merupakan peluang bisnis yang menggiurkan.
Kesuksesan Lily Rain menjadi bukti nyata bahwa kecerdasan buatan memiliki potensi besar untuk membuka peluang baru di berbagai industri, termasuk industri kreatif.