Print this page

Alumni STM 80 Tangerang Gelar Dialog Publik 2014

Alumni STM 80 Tangerang Gelar Dialog Publik 2014

detaktangsel.com- TANGERANG, Alumni SMKN 4 Tangerang dan forum orang tua siswa gelar Dialog Publik dengan tema menatap masa depan Indonesia Pasca Pileg 2014, acara tersebut digelar di aula SMKN 4 Tangerang Jl.Veteran kota Tangerang, Sabtu (21/6).

Pendidikan merupakan modal dasar kemajuan bangsa,ketika perdagangan bebas diberlakukan tentu persaingan dagang dan tenaga kerja bersifat multi bangsa, pada saat itu hanya bangsa yang unggul yang mampu bersaing, pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas,kualitas peserta didik mulai dari pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi tidak hanya diberikan materi sekedar proses alih budaya atau ilmu pengetahuan tekhnologi, tapi harus diimbangi dengan proses alih nilai berkaitan dengan proses perkembangan dan pembentukan kepribadian atau karakter, pengetahuan mengenai politik juga penting untuk masyarakat, yang tentunya akan berimbas terhadap pemilihan para pemimpin pemimpin rakyat kedepannya, terutama nanti menjelang Pilpres.

Untuk itu para Alumni SMKN 4 Tangerang atau lebih dikenal dengan sebutan STM 80 ini menggelar Dialog Publik menjelang pemilihan Presiden, yang menghadirkan para tamu undangan seperti koodinator ICW (Ade Irawan), Rektor Unis (Drs.H Mas Iman), pengamat politik (Dr.Ani Soetjipto), anggota Bawaslu Banten (Eka satialaksana), Ketua KPU (Sanusi Pane) dan para tamu undangan, dengan moderator Sugandi Itra.MM selaku (Komite Komunitas Tangerang).

Ade Irawan selaku koordinator ICW mengatakan bahwa, pihaknya menyayangkan dengan maraknya money politic di Indonesia, terutama di daerah - daerah, menurutnya sekarang ini politik uang sudah mulai canggih dan semakin brutal dibandingkan pemilu tahun sebelumnya, sekarang bukan saja ada serangan fajar tapi juga pasca bayar, selesai penjoblosan baru dibayar, itu bisa dilakukan oleh pemilih atau juga ada potbrokernya.

"Politik uang dilakukan bukan hanya oleh pemilih saja namun sekarang marak dilakukan oleh penyelenggara, baik pada tingkat Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten dan Kota, ini yang harus kita waspadai sebab ini yang menjadi implikasi manipulasi data dalam penghitungan suara,"tegasnya.

Eka Satialaksana anggota Bawaslu menambahkan bahwa pengetahuan politik untuk masyarakat sangat penting, kita bisa memberitahukan sedikitnya mengenai politik, ini juga menjadi momentum penting bagi penyelenggara pemilu dengan adanya dialog kita bisa mensosialisasikan apa yang sudah kita lakukan sebagai salah satu lembaga penyelenggara pemilu dan menyampaikan kendala kendala yang sudah dialami, dalam penyelenggaraan pemilu kemarin memang kita tidak pungkiri bahwa masih banyak penyelenggara di tingkat bawah PPS dan KPPS yang belum mengerti mengenai secara pasti pedoman proses penghitungan perolehan suara, misalnya dalam mengisi formulir C1 Plano ke C1 kecil dan lainnya.

"Guna pencegahan terjadinya hal tersebut kita sudah antisipasi dengan mensosialisasikan kepada PPK dibeberapa tingkat Kabupaten/Kota, agar bisa melakukan perbaikan dibeberapa sistem terkait dalam Bintek, misalnya menghimbau kepada PPS dan KPPS agar mereka lebih profesional dan melakukan perbaikan operasional penyelenggaraan di level bawah,"katanya.

Dalam acara tersebut dilakukan juga tanya jawab seputar pemilu, selesai acara panitia penyelenggara memberikan cinderamata kepada tamu undangan.