Kegiatan yang rutin diadakan dua tahun sekali ini bertujuan untuk memperoleh data kekesatan dan ketidakrataan permukaan jalan. Hal ini sebagai dasar acuan dalam rangka perencanaan pekerjaan pemeliharaan dan antisipasi penanganan yang diperlukan. Pekerjaan uji kekesatan ini menggunakan alat Mu-meter yang dapat mengukur tekstur berupa koefisien friksi SFC (Sideway Force Coefficient). Mu-meter mengukur kekesatan permukaan jalan secara langsung dengan membuat mekanisme gesekan/friksi antara permukaan perkerasan dan roda Mu-meter pada saat kecepatan kendaraan penarik (towing vehicle) 60 km/jam.

Uji kekesatan ini sangat diperlukan pada jalan raya untuk menghindari kejadian yang membahayakan terutama pada saat kondisi hujan. "Selama pengukuran nantinya permukaan perkerasan akan dikondisikan dalam keadaan basah untuk menyimulasikan keadaan kritis permukaan perkerasan" ujar Kepala Divisi Perencanaan & Pemeliharaan Jalan MMS Agung Prasetyopada saat acara JOGET (Journalist Goes to Toll Road di Komplek Perkantoran MMS, Cikupa, Banten, Senin (18/8).

Sejalan dengan itu pengujian ketidakrataan berfungsi untuk melihat ekspresi kenyamanan berkendaraan. Adanya ketidakrataan pada permukaan perkerasan dapat menimbulkan goncangan kendaraan. Bahkan membahayakan keselamatan pengguna jalan. Pengujian ini menggunakan kendaraan ROMDAS(Road Measurement Data Acquisition System) sebagai sistem untuk pengumpulan data ketidakrataan dari alat pengukur ketidakrataan Bump Integratorjenis respon.

Pekerjaan pengujian kekesatan dan ketidakrataan ini merupakan bagian dari upaya dalam menjaga dan memelihara agar keadaan ruas jalan Tol Tangerang-Merak dapat berfungsi secara optimal, aman dan lancar sesuai dengan masa pelayanannya, serta untuk mengetahui kondisi jalan tol secara berkesinambungan.

Dengan adanya pekerjaan pengujian ini membuktikan komitmen MMS untuk selalu berupaya menjaga dan memelihara jalan tol dan penghubungnya demi memberikan kenyamanan dan pelayanan yang terbaik bagi pengguna jalan tol Tangerang-Merak.