Tokoh Pemuda Nasional Prihatin Kondisi Pembangunan Tangsel

Tokoh nasional asal Tangsel Subari Martadinata saat menunjau salah satu bangunan yang sudah rusak. Tokoh nasional asal Tangsel Subari Martadinata saat menunjau salah satu bangunan yang sudah rusak. Ghozali

detaktangsel.com SERPONG - Pemerintah Kota Tangerang Selatan sedang gencar melakukan pembangunan, bagaimana tidak, tutup tahun anggaran menjadi salah satunya penyebabnya. Biasanya kerawanan kegagalan bisa di ukur berdasarkan proses akhir atau finishing, mengingat pembangunan dalam kondisi kejar target.

Ramainya wacana pembangunan gelanggang budaya di taman kota 2, taman tekno, jalan raya viktor mengundang rasa penasaran tokoh nasional Subari Martadinata.

Pada kesempatan itu Subari sempat meninjau proyek pembangunan gelanggang budaya dan sarana pendukung lainnya, ia mengatakan prihatin dengan kondisi yang ada.

"Ya, saya cukup prihatin dengan kondisi saat ini, semoga pelaksana proyek dapat mengejar waktu yang semakin mepet, di satu sisi saya berharap semoga pembangunan yang sekarang tidak sia sia dan menjadi pemborosan uang rakyat," ujar Subari yang juga merupakan dewan pembina Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Republik Indonesia (GMPRI)

Subari yang akrab dengan sapaan Barry juga sempat terkejut melihat kondisi bangunan gelanggang budaya (rumah bambu) dalam kondisi tak terawat. "Kalau tidak salah, pembangunan ini memakan hampir Rp7,1 Miliard anggaran APBD Tangsel, kok malah jadi parah begini, ini bangunan apa, cor-coran pecah, kondisi bambu tak layak, jika anggaran segitu, saya bisa dengan mudah membangun yang seperti ini sebanyak 3 buah," ucap Barry

Barry juga menambahkan, jika pemkot melalui dinas terkait ingin membangun. Namun sayangnya pembangunan yang dilakukan pemda setempat belum maksimal. "Bangunan rumah pohon gelanggang budaya ini sudah terbangun, dan menurut info yang saya dapat akan di gusur, lalu kenapa membangun kalo nantinya di gusur lagi, itu jelas pemborosan, saya berhak marah sebagai pewaris Tangsel, ini harus ada yang bertanggung jawab, tolong jangan beginilah, nanti regenerasi mendatang malah mencontoh hal yang tidak baik," tegas Barry

Senada dengan Barry, Mantan Dewan Tani Indonesia Tangerang Selatan Tb. Ardhiansyah Maulana, ketika di temui oleh media mengatakan bahwa saat ini pembangunan tahap 2 sedang berlangsung.

"Saya mengamati proses pembangunan gelanggang budaya tahap awal, dan kini pembangunan tahap 2 sedang berlangsung, menurut saya waktu yang mepet menjadi salah satu kekhawatiran, dengan waktu yang mepet biasanya, para kontraktor akan berfikir instan, mempercepat pembangunan dengan tidak mengindahkan ketentuan bahan material yang telah di rencanakan, artinya memberikan celah kepada kontraktor untuk berbuat curang, yang penting selesai tepat waktu, jika dugaan itu terbukti, maka akan menjadi bom waktu, sama dengan merencanakan musibah, mengingat tempat tersebut akan menjadi pusat tempat berkumpulnya masyarakat, jika ambruk bagaimana,"tegas Ardhiansyah, atau yang lebih di kenal dengan sebutan Adhit.

Adhit yang juga merupakan Ketua Departemen Sosial Politik, Dewan Pengurus Agung Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Republik Indonesia menambahkan, pelajaran pertama penting menjadi acuan.

"Catatan penting yang menjadi one prestasi, bangunan lama yang gagal menjadi pelajaran yang berharga. Betapa mudahnya pemerintah menggunakan uang rakyat hanya untuk kegagalan, bukankah rencana yang gagal sama dengan merencanakan kegagalan, dan di tiap proyek fisik pasti ada 2 kegiatan, yaitu perencanaan dan pembangunan, semestinya ini harus seimbang. Dalam perencanaan biasanya di lakukan oleh pihak ketiga atau konsultan, tidak hanya pembangunannya saja yang perlu di sorot, tetapi juga perencananya. Jika di lihat di lokasi sudah ada spanduk bertuliskan bahwa pembangunan dalam pengawasan kejaksaan, dapat kita simpulkan bahwa fungsi DPRD tidak berjalan, karena tiga fungsi utama DPRD dalam point pengawasan tidak di lakukan, dan alhasil pihak kejaksaan turun langsung ke proyek," tegasnya. 

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online