Print this page

Nongkrong di Warnet, Belasan Pelajar Push up

Ketahuan membolos pelajar push up dihadapan petugas Satpol PP Kota Tangsel. Ketahuan membolos pelajar push up dihadapan petugas Satpol PP Kota Tangsel. Hendra

detaktangsel.com SERPONG-Lemahnya pengawasan terhadap maraknya warung internet di Kota Tangsel disinyalir menjadi tujuan akhir bagi para pelajar untuk bolos sekolah.

Hal tersebut menyusul setelah tiga pelajar SMP dan 14 pelajar SMA di kawasan Ciputat dan Ciputat Timur, terjaring razia pelajar yang di gelar Satpol PP Kota Tangsel.

Kasi Operasional Pol PP Kota Tangsel Taufik Wahidin mengatakan, para pelajar yang terjaring berjumlah 17 orang itu, didapati dari lokasi warnet yang berbeda-beda. Seperti Klicknet dan Tutlenet di Kampung Utan, Ciputat Timur serta Warnet Permata dibilangan Sawah Baru, Ciputat.

"Mereka saat kena razia, berdalih telat datang kesekolah. Ada juga yang bilang gurunya rapat. Ini kan ngak masuk akal, harusnya sekolah lebih ketat mengawasi siswanya," katanya menjelaskan kepada wartawan.

Menurutnya, usai dilakukan penggeledahan terhadap tas milik pelajar, selanjutnya nama-nama dan asal sekolah masing-masing pelajar didata. Tak sampai disitu, para pelajar itu pun selanjutnya harus menjalani sanksi push up sebanyak 20 kali.

"Mereka yang terjaring razia, harus menandatangani perjanjian supaya tidak bolos lagi saat jam pelajaran sekolah berlangsung," ungkapnya.

Diakui Taufik, pihaknya sengaja tidak membawa pelajar yang terjaring razia tersebut ke kantor Pol PP Tangsel. Sebab, lanjut Taufik, pada saat berlangsungnya razia, rata-rata pelajar membawa motor. Sehingga, jika pemiliknya saja yang dibawa, khawatir terjadi sesuatu lantaran motornya ditinggal di warnet.

"Kali ini cuma untuk efek jera saja. Kemungkinan bulan depan pemilik dan kendaraannya kita bawa ke kantor Pol PP. Biar orang tua atau gurunya yang mengambil," tegasnya.

Ditempat yang sama, Kepala Satpol PP Kota Tangsel, Chaerul Saleh mengatakan bahwa razia yang dilakukannya kali ini, lantaran seringnya masukan dari masyarakat yang melihat banyak anak berseragam sekolah nongkrong di warung dan main game di warnet pada saat jam pelajaran sekolah berlangsung. Adanya laporan tersebut, pihaknya pun langsung merespon dan berlanjut dilakukannya razia. "Peran serta masyarakat semacam ini yang diperlukan untuk melakukan pengawasan terhadap siswa pada jam sekolah," ujarnya.