Jamad, salah seorang warga yang rumahnya nyaris tenggelam mengatakan, awalnya dirinya merasa curiga lantaran air yang masuk ke pekarangan rumahnya datang secara tiba-tiba.

 

"Sekitar jam limaan lah. Air tiba-tiba masuk pekarangan rumah saya. Ketinggian banjirnya lumayan, 1,5 sampai 2 meter," katanya di lokasi, Rabu (1/1/2020) pagi.

 

Beruntung bagi Jamad, dia bersama keluarganya segera bergegas mengungsi ke rumah tetangganya yang berada di dataran agak tinggi dari tempat tinggalnya. Sementara, hanya pakaian yang melekat di badannya saja yang ia kenakan lantaran tidak keburu menyelamatkan barang-barang berharga dari dalam rumahnya.

 

"Kaga keburu bang, habisnya saya takut kalau balik lagi ke rumah, takut ke setrum. Tadi pagi kan listriknya belum di padamin. Tapi kalau sekarang sih udah," ungkap Jamad sambil menggigil kedinginan.

 

Dilokasi yang sama, Ketua RT 01/013 Rismanto mengungkapkan, setidaknya ada 40 rumah yang terendam banjir. "Sebenarnya sih lebih yah. Karena di RW 013 ada dua RT yang rumahnya kebanjiran. RT 05 dan di tempat saya," ujarnya.

 

Pria yang rumahnya menjadi lokasi dadakan bagi para pengungsi itu juga menjelaskan, kejadian banjir di wilayahnya ini merupakan kali kedua yang terjadi di RW 013 Kampung Gedong.

 

"April lalu juga kami kebanjiran. Tapi ngak separah sekarang ini. Padahal persoalan banjir disini sudah di bahas bersama pihak-pihak terkait," bebernya.

 

Rusmanto sebutkan, banjir juga disebabkan oleh adanya luapan air Kali Deker tak lagi bisa menampung debit air hujan yang turun sejak Selasa kemarin.

 

"Di tambah semalam hujan sangat deras dan terus menerus turun, ya sudah, dampaknya warga rumahnya kebanjiran," tandasnya.