Kesebelas masterplan yang dikembangkan yakni, pengembangan Area Traffic Control System (ATCS), Trans Anggrek Tangsel, Pembangunan Terminal, Program pengendalian penggunaan angkutan pribadi, program pengembangan jaringan jalan perkotaan, program peningkatan pengendalian persimpangan, pembangunan fasilitas transfer modal pada lokasi pangkalan angkutan umum, pembangunan angkutan umum massal berbasis rel, program pengelolaan pengendalian angkutan barang, pengaturan dan pembatasan jam operasi angkutan barang dan program pengembangan terpaduan transportasi dan tata ruang.

"Kebijakan pengembangan masterplan transportasi perkotaan Kota Tangsel diarahkan dalam upaya terwujudnya integrasi perencanaan, terwujudnya keterpaduan inter dan antar moda, terpenuhinya kebutuhan dan keinginan pasar, serta mendorong investasi swasta," ungkap Kepala Bidang Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan Kota Tangsel Ika pada Kamis, (24/8/2017). 

Sementara Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangsel Sukanta, menjelaskan, strategi yang dilakukan dalam melakukan pengembangan masterplan transportasi perkotaan Kota Tangsel terdiri dari dua yaitu, penguatan peran simpul transportasi perkotaan baik terminal, pelabuhan, bandara menopang kegiatan ekonomi perkotaan Kota Tangsel. Lalu pengembangan inovasi pelayanan transportasi perkotaan berbasis informasi teknologi guna menjamin ketepatan waktu dan kenyamanan pengguna jasa transportasi.

"Untuk rencana pengembangan area traffic control system (ATCS) ini akan dilakukan di 18 simpang yakni simpang gading serpong, alam sutera, german center, situ gintung, gaplek, muncul, ciater, maruga, santa Ursula,tegal rotan, zodiac, fly over bintaro, mitra 10, plaza bintaro, kompas, sinarmas, eka hospital dan griya loka," jelasnya.

 Pemasangan ATCS ini dilakukan hingga 2021 dengan biaya pembangunan ATCS di 2017 sebesar Rp1,4 miliar. Sementara untuk penyelenggaraan angkutan umum massal akan melibuti delapan koridor.