Ini terungkap saat lomba paduan suara yang diselenggarakan Kantor Kebudayaan dan Pariwisata di gedung Graha Widya Bakti Puspiptek, Setu. Jumat (18/19). Lomba lagu yang diikuti 40 peserta dari tingkat SMA ini banyak yang tidak hapal liriknya. Peserta baru mengetahui lirik dua hari sebelum perlombaan berlangsung. Tidak sedikit peserta yang gugup karena tidak hapal liriknya. "Saya baru tahu lirik dan lagunya sehari sebelum lomba. Makanya ga kuasai lagu dan liriknya," ungkap salah seorang peserta Iqbal Surya.

Sebenarnya, kata Pelajar kelas 11 ini liriknya bagus dan bisa menjadi penyemangat. Namun, sayangnya kurang sosialisasi ke sekolah-sekolah. Selain itu, lagu tersebut tidak pernah dinyanyikan dalam acara-acara penting di Kota Tangsel ini, sehingga masyarakat belum mengenal lagu mars. "Harusnya pemkot harus lebih sering menyosialisasikan lagu mars ini," ucapnya.

Hal yang sama diungkapkan Nadira. Siswi SMA Plus Pembangunan Jaya ini baru mengetahui Pemkot Tangsel mempunyai lagu mars. "Saya baru tahu dan belum sempat mendengarnya. Meski demikian, kita tetap ikut lomba meskipun hasilnya kurang maksimal," terangnya.

Wakil Kesiswaan SMA Plus Pembangunan Jaya Dessy Larosa mengaku lagu mars Tangsel belum tersosialisasikan dengan maksimal. Banyak sekolah dan pelajar tidak mengetahui nada dan lirik mars tersebut. "Seharusnya bisa jadi lagu wajib sekolah. Sehingga anak-anak muda mengetahui kalau Tangsel mempunyai lagu mars," terangnya.

Sementara Kepala Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangsel Yanuar mengaku bakalmembuat surat edaran dari Walikota agar sekolah-sekolah menyanyikan lagu mars saat upacara bendera. "Kita harapkan dari kegiatan di bidang seni musik dapat membangkitkan semangat cinta terhadap lagu nasional dan daerah," pungkasnya.