Print this page

Buntut Kenaikan Harga BBM, Esok Angkutan Umum Bakal Mogok Massal

Buntut Kenaikan Harga BBM, Esok Angkutan Umum Bakal Mogok Massal

detaktangsel.comSETU - Pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi serempak diberlakukan di Indonesia pada Selasa (18/11) dini hari tadi, mendapat tanggapan serius oleh Ketua Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), M. Yusro Siregar. Untuk itu, sesuai anjuran pengurus Organda pusat, seluruh awak angkutan umum yang tergabung dalam wadah Organda bakal melakukan aksi mogok besar-besaran terkait penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut.

"Kita sudah sepakat, Rabu esok (19/11) semua angkutan umum diseluruh Indonesia termasuk Tangsel akan stop beroperasi," kata Yusro melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Selasa (18/11).

Aksi mogok yang akan dilakukan awak angkutan umum yang tergabung dalam organisasi Organda ini, kata Yusro, menuntut pemerintah agar subsidi BBM untuk angkutan umum tidak di cabut atau dengan sesuai dengan harga sebelumnya.

"Kita menuntut kepada pemerintah agar subsidi BBM untuk angkutan umum tidak di cabut. Sebab, pemakaian BBM bersubsidi oleh angkutan umum hanya 7% dari skala nasional," beber Yusro seraya memastikan aksi mogok yang akan dilakukan para awak angkutan umum tidak ada unsur kepentingan apapun atau berbau politik serta tidak menggunakan spanduk, yel-yel maupun arak-arakan lazimnya orang yang menggelar aksi demo.

Adanya kenaikan harga BBM bersubsidi juga berimbas pada kenaikan tarif angkutan umum. Pantauan media, sejumlah sopir beralasan bila tidak menaikan harga secepat mungkin maka usaha yang dilakukan oleh para awak angkutan darat ini tidak ada hasilnya, meski kenentuan tarif dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) belum diumumkan.

Heri (43) misalnya, pengemudi angkot D.06 trayek Ciputat - Jombang ini mengaku ketik malam harinya harga BBM naik, spontan pagi harinya pun ia langsung menaikan tarif sebesar Rp,1000 dari harga awal Rp,4000 menjadi Rp,5000. Alasan Heri, bila tidak dinaikan tentunya tidak ada hasil yang bisa dibawa pulang untuk keluarganya mengingat harga BBM terlampau tinggi.

"Saya sudah naikan harga tarif seribu rupiah untuk sekali jalan. Jika tidak dinaikan, keluarga saya mau makan apa? saya juga ngak mau rugi, belum lagi setoran buat pemilik mobil yang lumayan besar," ucap Heri.

Langkah nekat yang dilakukan Heri dengan menaikan tarif secara sepihak, membuat sebagian penumpang protes. Umumnya penumpang tidak sepakat dengan kenaikan harga tarif angkot yang dinilainya terlalu dini. Heri juga mengakui jika hal itu tidak dibernarkan. Namun dari pada dirinya harus menunggu lama sementara tuntutan hidup harus terpenuhi, Heri pun nekat menaikan harga. Apalagi, dirinya juga belum tahu kapan pengumuman mengenai harga tarif yang akan disampaikan Organda akan segera dilakukan. meski beresiko, Heri pun akhirnya nekat curi start.

"Semua yang saya lakukan sebetulnya belum ada aturan resmi soal kenaikan tarif. Harus ada pengumuman dari Organda, namun saya belum tahu kapan pengumuman resminya," ungkap Heri yang siang itu terlihat sibuk mencari penumpang untuk naik ke mobilnya.

Sementara Sri (23)), salahsatu penumpang jurusan Jombang - Ciputat ini mengaku jika dirinya dalam menggunakan jasa angkutan umum akan membayar dengan tarif lama dan tidak mau membayar dengan tarif baru. Menurut warga yang mengaku tinggal di perumahan Pondok Pucung Indah I ini, adanya tarif yang diberlakukan oleh para pengemudi angkot belum ada ketetapan dari pemerintah.

"Sebetulnya saya kurang setuju dengan adanya tarif baru yang dilakukan oleh pengemudi, soalnya belum ada ketetapan dari pihak pemerintah maupun Organda setempat," ungkap Sri yang sudah 3 tahun ini bekerja disebuah Swalayan yang ada di Lebak Bulus, Jakarta Selatan ini.