Soal Temuan Radioaktif, DPRD Tangsel Panggil Dinkes Dan Batan

Komisi ll DPRD Tangsel saat rapat dengar pendapat bersama Batan dan Dinkes soal temuan radioaktif di komplek Batan. Komisi ll DPRD Tangsel saat rapat dengar pendapat bersama Batan dan Dinkes soal temuan radioaktif di komplek Batan.

Detaktangsel.com SETU--Komisi ll DPRD Kota Tangsel menggelar rapat dengar pendapat bersama Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel.

Rapat bersama Batan, Dinkes dan Anggota Komisi ll tersebut, untuk mengetahui secara langsung penjelasan soal penanganan radioaktif di perumahan Batan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) yang sempat menghebohkan masyarakat Kota Tangsel.

Ketua Komisi ll DPRD Kota Tangsel, Sukarya mengungkapkan, pasca di temukannya radioaktif di komplek Batan, saat itu juga banyak beredar kabar simpang-siur di masyarakat mengenai temuan radioaktif tersebut.

"Banyak kabar simpang siur beredar di masyarakat yang di sampaikan oleh orang yang tidak berkompeten di bidangnya. Makanya kita undang Batan dan Dinkes agar menjelaskan kepada kita. Tujuannya agar masyarakat tidak resah," kata Sukarya di DPRD Tangsel, Kamis (20/2/2020).

Soal temuan radioaktif di komplek Batan, Sukarya jelaskan, sebetulnya tidak sehoror seperti yang di khawatirkan masyarakat. Bahkan, energi Nuklir saat ini sangat bermanfaat untuk kesehatan, kebersihan, pertanian dan berbagai keperluan lainnya yang berhubungan dengan teknologi.

"Justru yang berbahaya itu, jika nuklir itu di salahgunakan. Contohnya untuk pembuatan bom nuklir. Karena kita sudah mendengar langsung dari ahlinya," ujarnya.

Sementara itu, deputi teknologi energi Nuklir Batan, Suryantoro, mengatakan bahwa pihaknya saat ini terus melakukan proses clean up terhadap tanah yang terpapar radioaktif hingga batas aman. Tak hanya itu, Suryantoro mengatakan, semua tanaman yang berada di area paparan radioaktif juga di tebang, termasuk hewan unggas yang ada di kawasan itu di periksa dengan alat whole body counting (WBC).

"Nanti semua akan di cek dulu, kemudian kalau itu terkontaminasi, terutama yang ada di area tersebut, akan di uji dengan WBC. Apabila ada ditemukan paparan radioaktif, akan dilaksanakan tindakan sesuai prosedur. Kita juga memeriksa 9 orang yang berada di area paparan radioaktif. Kebetulan di Batan kita memiliki dokter, kedokteran spesialis nuklir," ungkapnya.

Sejauh ini, kata Suryantoro, paparan radioaktif di area tersebut mulai menurun sejak dilakukan clean up atau pembersihan radiasi oleh Batan. "Termasuk air sumur di kawasan itu, beberapa sumur warga sudah di cek. Ini tidak ada kontaminasi Cesiumnya. Jadi sudah di analisis oleh Batan, tidak ada kontaminasi. Artinya air aman untuk di konsumsi," bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Tangsel, Deden Deni mengungkapkan bahwa pihaknya tidak memiliki alat untuk melakukan pemeriksaan terhadap benda-benda yang terpapar radioaktif. Untuk itu, Deden tetap berkomunikasi dengan pihak Batan dan Bapeten untuk mengetahui benda-benda apa saja yang terpapar radiasi tersebut.

"Untuk pengecekan orang yang terpapar radiasi, hanya Batan yang punya alatnya. Kalau ada yang terpapar, nanti ada intervensi dari Dinkes," singkat Deden.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online