Print this page

Pembangunan Gorong-Gorong Tidak Memenuhi Persyaratan

Serpong- Papan Proyek Pembangunan gorong-gorong di Serpong, Minggu (8/12)DT Serpong- Papan Proyek Pembangunan gorong-gorong di Serpong, Minggu (8/12)DT

SERPONG-Pengamat Infrastruktur dari Institut Tehnologi Indonesia (ITI), Nurhakim menilai pembangunan proyek gorong-gorong di sepanjang jalan raya Serpong tidak memenuhi persyaratan.

Lantaran, menjadi penyebab kecelakaan dan memperparah kemacetan di sepanjang jalan menuju Kota Tangerang maupun arah sebaliknya.

Meunurutnya sudah seharusnya pembuatan drainase yang menggunakan badan jalan utama tersebut dipercepat. Bukan hanya teknik pembuatan yang diperhatikan, kemacetan sebagai dampak dari pengerjaan pun harus jadi pertimbangan.

"Ya pasti ada dampak kemacetan, terlebih jalur utama. Harus dipercepat atau paling tidak tepat waktu pengerjaannya," ungkapnya saat dihubingi, Minggu (8/12).

Kata dia, selain menimbulkan kemacetan, ada beberapa keganjalan dalam pembuatan drainase tersebut. Pertama, antara galian dengan badan jalan yang digunakan pengendara tidak ada sekat atau pembatas yang memadai. Sehingga mengancam pengguna jalan. .

"Seharusnya menggunakan pembatas seng atau papan dengan warna yang mencolok, menutupi semua bagian proyek," katanya.

Tidak adanya penerangan yang menempel disepanjang proyek, sambung dosen tehnik sipil ini  berbahaya bagi pengendara yang menggunakan jalan terutama di malam hari. Setidaknya lampu yang dipasang di beberapa titik, atau papan yang ditempel dengan lampu kecil panjang.

"Kalau kita ambil contoh, di Jakarta setiap ada pembangunan drainase mengambil badan jalan begini, pasti menggutamakan keselamatan pengendara dan pekerjanya juga. Sehingga tertutup semua," terangnya.

Kata dia, dalam melakukan penggalian, idealnya dilakukan bergantian dan langsung tutup, Misalnya beberapa meter badan jalan digali, aspal dibuka, sehingga menimbulkan lubang sedalam 3-4 meter. Kemudian pasang gorong-gorongnya, lalu segera tutup lubangnya.

"Bukan lantas digali semua, hingga beberapa kilometer ke depan, baru dipasang gorong-gorongnya. Tapi itu kembali lagi dengan gaya pengerjaan kontraktornya," ucapnya.

Berdasarkan papan proyek pengerjaan pedestarian Tangerang-Serpong tersebut barulah tahap satu. Hari kerjanya pun terhitung 150 hari kalender, dengan nilai proyek Rp 17.848.705.000.

Pada papan proyek Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten, tertulis pelaksana konstruksinya adalah PT Putra Perdana Jaya, serta PT Sarana Multi Kreasi sebagai Konsultan Supervisi, Jalan raya Serpong merupakan kewenangan Pemprov Banten.

Sebelumnya, proyek pembuatan gorong-gorong drainase sepanjang Jalan Raya Serpong, Kota Tangsel ternyata membawa petaka bagi pengguna jalan. Sejak, dimulainya pembangunan pertengahan November, galian drainase tersebut makan korban kecelakaan serta memperparah kemacetan.

Kecelakaan terakhir terjadi di Jalan Raya Serpong KM 7 pada Kamis (5/12) subuh, sekitar pukul 05.00 WIB, seorang sopir angkot 03 trayek Pasar Anyar-Serpong, Asep Suherlan (28). Karena asyik nengok kanan kiri mencari penumpang dan tidak melihat ada yang menyebrang, angkot yang dikemudikan Asep nyungsep ke lubang galian pembuatan drainase sedalam tiga meter.

Kondisi tersebut membuat resah para pengendara maupun warga sekitar. Lantaran, jika malam di sepanjang jalan menuju Kota Tangerang maupun sebaliknya tersebut minim lampu penerangan jalan serta minim rambu-rambu penanda adanya lubang. (def)