Print this page

Di Tangsel, Enam Wanita Pekerja Malam Terindikasi HIV/AIDS

Di Tangsel, Enam Wanita Pekerja Malam Terindikasi HIV/AIDS

detaktangsel.com SERPONG – Dari 200 orang yang diuji sample darah enam terindikasi positif HIV/AIDS. Ini diketahui setelah Dinas Kesehatan melakukan sample darah di sejumlah warung remang-remang yang ada di Kota Tangsel.

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinkes Kota Tangsel Tulus Muladiono mengatakan, pengambilan sampel darah kepada 200 orang di tempat remang-remang sekitar Februari 2016. Kegiatan itu dilakukan setiap tahun untuk melihat perkembangan sekaligus pencegahan penyebaran penyalit menular tersebut.

"Kami rutin melakukan uji sampel dan sosialisasi kepada tempat warung remang-remang. Karena sangat rentan penularan," ungkapnya, Selasa (19/4).

Dikatakannya, 200 sampel darah diambil dari sejumlah warung remang-remang. Di antaranya, Alang-alang di Kecamatan Serpong, Tegal Rotan di Ciputat, kawasan Gaplek di Pamulang, dan Pondok Kacang Timur di Pondok Aren. "Enam orang itu, tiga dari Ciputat, dua dari Setu dan satu dari Pondok Aren. Sedangkan, pada tahun 2015 data yang positif hanya tiga orang," ucapnya.

Menurutnya, tidak mudah untuk menemukan orang yang mengidap HIV/AIDS. Soalnya, penyakit tersebut menjadi aib bagi yang mengidap. Selain itu, proses virus itu lima tahun baru diketahui tidak langsung terkena dapat diketahui. Penyebaran HIV/AIDS di Kota Tangselmasih didominasi penularan seksual. Kemudian disusul pemakaian jarum suntik serta ibu rumah tangga yang menularkan kepada anaknya.

"Banyak faktor yang mempengaruhi, pertama kami tidak bisa memaksakan kehendak mereka untuk mengecek kesehatanya melalui uji laboratorium HIV," terangnya.

Untuk menimalisir penyebaran HIV/AIDS, Dinkes sambung Tulus melakukan pemantauan, penyuluhan ke warung remang-remang sampai pada pengawasan yang sudah positif dengan memberikan obat. Kota Tangsel masih dalam level aman yakni dibawah 3-5 persen. Namun jika sudah diatas angka 5 persen, dalam kategori berbahaya.

"Kami tidak bisa menyebutkan di Tangsel itu marak atau tidak karena kesulitan untuk membuktikan secara fakta. Itupun mereka yang diambil sampel namanya dirahasiakan," tambahnya.

Sebelumnya, Kasi Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kota Tangsel Muhammad Awan menuturkan usai diambil sampel darahnya, kemudian langsung dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. "Kegaiatan ini untuk mengetahui tingkat keterancaman Tangsel dari HIV AIDS, hasil yang dilakukan seluruh Indonesia harus dibawa ke pusat," pungkasnya.