MAKN Sebut Fenomena Munculnya Kerajaan Baru Tidak Bagus Untuk Masyarakat

 Trah penerus raja-raja nusantara yang tergabung dalam MAKN. Trah penerus raja-raja nusantara yang tergabung dalam MAKN.

detaktangsel.com SERPONG--Fenomena munculnya kerajaan-kerajaan baru yang terjadi akhir-akhir ini, membuat sebagian masyarakat kebingungan. Bahkan ada pula masyarakat yang di rugikan lantaran harus serahkan uang jika ingin masuk dalam lingkaran kerajaan tersebut.

Menyikapi munculnya kerajaan-kerajaan baru yang cenderung merugikan masyarakat, Majlis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) pun merasa gerah. Bahkan, MAKN yang di dalamnya berisi keturunan raja-raja seantero nusantara itu pun menyerahkan proses hukum terhadap oknum-oknum dari kerajaan baru tersebut ke pihak berwajib.

Ketua Harian MAKN KPH Edi Wirabhumi dari Kesunanan Surakarta mengatakan, MAKN tidak akan memberikan tempat kepada kerajaan-kerajaan yang baru muncul tersebut. Karena, MAKN merupakan wadahnya para raja, pemangku adat, sultan, panglingsir, yang sudah ada sebelum berdirinya NKRI.

"Jangan disamakan dengan kerajaan-kerajaan, mohon maaf ya, sekarang lagi euphoria, kerajaan-kerajaan yang tidak lucu," katanya menjelaskan kepada wartawan di salah satu hotel kawasan BSD, Serpong, Rabu (29/1/2020).

Menurutnya, apa yang sudah di lakukan kepolisian, sudah tepat. Karena di dasarkan pada hoax dan data-data yang palsu yang tujuannya sangat tidak bagus bagi masyarakat.

"Karena itu sudah menyangkut kriminal di bidang hukum, biar aparat yang bertindak. Kami intinya ingin tetap konsisten bersama pemerintah untuk melangkah kedepan," terangnya.

Sementara perwakilan dewan MAKN dari Sultan Sekala Brak yang di pertuan ke 23, Lampung, Pangeran Edward Syah Pernong mengatakan, MAKN berdiri sebagai filterisasi munculnya kerajaan-kerajaan baru yang terjadi akhir-akhir ini.

Dimana, trah atau raja-raja ini adalah penegak-penegak tradisi lokal, yang sebelum NKRI ada, dia sudah ada. Dengan beberapa kriteria mulai dari trah kerajaan, ada pergantian tahta, ada wilayah, ada rakyat dan ada pengakuan masyarakat yang merupakan legitimasi adanya kerajaan.

"Dan tradisi-tradisi adat, semua rangkaian-rangkaian adat tradisi itu, masih berjalan di tempat kerajaan tersebut," ungkapnya.

Edward kemukakan, MAKN berdiri sebagai filterisasi dari munculnya kerajaan-kerajaan baru seperti yang ada saat ini.

"Kalau raja, dia adalah penegak tradisi. Meluruskan tradisi-tradisi, kemudian merangkum kearifan-kearifan lokal sebagai kavital kebudayaan nasional. Karena puncak kebudayaan lokal ini, adalah kebudayaan nasional," tandasnya

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online