Pada pelaksanaan Popda Banten ini, anggaran untuk perangkat pertandingan dan wasit-juri cukup minim. Perangkat pertandingan hanya dianggarkan Rp96 juta untuk 17 cabang olahraga (cabor). Sedangkan honor wasit-juri dianggarkan Rp300 juta.
Dengan keterbatasan dana ini, ia mengharapkan, setiap pengprov bisa memahami dan penggunaan dana bisa disesuaikan dengan anggaran yang ada. Seperti cabor yang membutuhkan 20 wasit dan anggaran, pihaknya hanya cukup untuk 17 orang.
"Kami meminta Pengprov bisa menyesesuaikan penggunaan dana sesuai kebutuhan," katanya.
Menanggapi keterbatasan dana tersebut, Ketua Lembaga Pengprov Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Banten Ujang Kusnadi tidak mempermasalahkannya. Anggaran untuk cabor pencak silat hanya untuk dua unit body protektor, golok, dan tongkat. Untuk cabor pencak silat, sebaiknya ada rampak bedug. Karena anggarannya tidak ada. Sehingga pihaknya terpaksa akan menggunakan rampak bedug asuhannya.
Hal senada diungkapkan Komite Kompetisi dan Pertandingan Asprov Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Banten Samlawi Said. Menurut dia, dana untuk pertandingan dan perangkat pertandingan minim. Dengan keterbatasan dana ini, pihaknya akan memaksimalkan wasit dari Kabupaten Lebak. Wasit kejuaraan setingkat Popda harus memiliki lisensi C2 dan honornya cukup besar. Oleh karena itu, pihaknya akan memilih wasit daerah dari Lebak yang dinilai layak memimpin pertandingan.