Capres Berkualitas Lahir Dari Kompetisi

Capres Berkualitas Lahir Dari Kompetisi

JAKARTA-Calon presiden yang ideal dan berkualitas baik hanya lahir dari "rahim" kompetisi, bukan dari mitologi. “Jokowi itu sudah menjadi mitologi, karena itu, kita harus berani menghadirkan lawan tanding, dengan kata lain lawan yang punya cerita baru,” kata Direktur eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi dalam diskusi “Mencari Calon Pemimpin Bangsa yang ideal, di DPD RI, Jakarta, Kamis,(19/12).

Mitos yang dimaksud Hasan, adalah sosok Jokowi legitimasinya di masyarakat sangat kuat, mampu mengubah opini dan seolah bisa menyelesaikan masalah nasib bangsa semuanya. “Masak sih, tak ada 10 orang dari republik ini yang berkualitas, makanya kita harus berani memunculkan capres ideal itu keluar dari pakem yang ada,” tambahnya.

Selama ini, sambung Hasan, capres-capres yang ada adalah para tokoh yang disodorkan oleh partai politik. Tanpa melibatkan masyarakat. “Ke depan, ada trend baru, calon pemimpin nasional berasal dari kepala daerah,” tuturnya.

Keluar dari pakem itu, misalnya kata Hasan, kenapa tidak berani mencoba memunculkan sosok capres dari kalangan konglomerat. “Tidak ada ceritanya, orang bodoh menjadi konglomerat, itu artinya dia sudah punya pengalaman kesuksesan. Hanya saja, kalau konglomerat menjadi capres dia turun pangkat. Dia biasa mengatur orang, lalu  terikat aturan,” paparnya.  

Sementara menurut anggota DPD RI, Prof John Pieris, pemimpian yang ideal itu memiliki kemampuan manajerial yang baik (profesional), dan juga punya pengalaman memimpin lembaga negara. “Tidak hanya Jokowi. Nah, melihat konvensi capres Demokrat, ada tiga kandidat yang memiliki rating bagus, Dahlan Iskan, Marzuki Alie dan Irman Gusman,” ungkapnya.

Menurut John, rakyat saat ini membutuhkan hal-hal yang konkret, bukan simbolis. “Artinya, pemimpin ideal itu, dalam 5 tahun ke depan sudah harus terang benderang,” ucapnya.

Namun demikia, kata John, dalam pilpres 2014, kemungkinan hanya ada tiga parpol besar yang bisa memajukan capresnya. Kecuali ada rekayasa politik, seperti  Myanmar, Thailand dan Suriah. Kita tak mau seperti itu, dan kita sudah lebih mau dari mereka,” tegasnya.

Begitu juga dengan gubernur-gubernur yang bermasalah dengan korupsi, sambungnya, jangan lagi dimunculkan untuk menjadi capres. “Nanti energi kita jadi terkuras, juga untuk gubernur  yang baru menjabat satu atau dua tahun, jangan dulu diajukan menjabat jabatan yang lebih tinggi, itu melanggar sumpah,” terangnya.

Terkait dengan judicial review soal capres yang diajukan Yusril Ihza Mahendra ke Mahkamah Konstitusi, John, yakin hal itu akan ditolak. **cea

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online