MUKODDAS SYUHADA, ST,MT,IAI (Kepala Bidang Bangunan dan Teknik – Dinas Tata Kota Bangunan, dan Permukiman Kota Tangsel)

Mukkodas Syuhada,ST,MT,I.Ai (Kabid. Pembangunan dan Tehnik Dinas tata Kota Tangsel) Mukkodas Syuhada,ST,MT,I.Ai (Kabid. Pembangunan dan Tehnik Dinas tata Kota Tangsel)

IMG 1082

KEMEWAHAN “BERGAYA” MASA LALU.

Pemerintah Kota Tangerang Selatan khususnya, dan warga Provinsi Banten umumnya patut berbangga. Bukan karena banyaknya bangunan megah dan modern berdiri dimana-mana, tetapi adanya putra daerah yang cerdas melihat persoalan yang dianggap sebahagian orang merupakan simbol kemiskinan.

Sebagai seorang birokrat yang berlatar belakang pendidkan arsitektur dan magister teknik civil, menjadi salah satu “pamong” pemkot Tangsel, Mukoddas Syuhada dalam tulisannya memaparkan Refleksi Satu Tahun Workshop Bambu Rekonstruksi Tapak Bumi Village.

Menurutnya, memang bukan waktu yang panjang untuk sebuah cerita tentang bambu, tetapi merupakan momentum yang sangat besar yang menghasilkan energi luar biasa untuk aku mengenal bambu. Sebuah pilihan seumur hidupku yang mampu menjawab tantangan pemanasan global akibat tangan-tangan manusia sebagai khalifah di bumi ini.

Bambu sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi aku yang dilahirkan di sebuah kampung kecil di Kota Serang. Saat disunat, menggunakan bilah bambu yang biasa disebut ‘welad’ kata orang Serang atau ‘hinis’ kata orang Sunda (sembilu : Indonesia). Saat kecil, hampir semua mainan ada unsur bambunya, seperti mobil-mobilan bambu dan ‘blendongan’ (semacam meriam) yang dibuat pada waktu bulan Ramadhan, layangan, ‘tulup’ (semacam sumpit), ‘peletokan’ (semacam tembakan), gatrik, pemukul bola kasti, obor dan lain sebagainya. Itu dulu, saat bambu masih aku anggap sebagai tanaman yang biasa-biasa saja atau orang-orang biasa menyebutnya kampungan yang sangat identik dengan udik dan kemiskinan,’ ungkapnya

Dan sekarang menurut Mukoddas, ia mulai berhubungan dengan bambu dalam ‘mindset’ yang lain adalah saat ia mulai membangun Tapak Bumi Village di pesisir Teluk Banten Kota Serang akhir tahun 2008.

Karena konsepnya adalah Eco Village - |Energy|Economics|Environment|Education| 4E, maka material untuk jembatan, menara pandang, gubug penerima, gubug serba guna, rumah apung, rumah pohon, pondokan dan gazebo adalah dari bambu. Namun, ada sesuatu yang kurang dari material bambu ini, yaitu tidak dilakukannya pengawetan terhadap bambu yang digunakan untuk bangunan TaBu Village. Karena memang aku butuh cepat untuk membangun sebagai pilot project kawasan yang ramah lingkungan, sedangkan jika harus diawetkan bambunya, butuh waktu 3-6 bulan,” papar Mukkodas.

Lebih lanjut dijelaskan, untuk memenuhi kebutuhan material bambu, ia sempat kepikiran juga untuk membeli lahan yang ada pohon bambunya. Dari sinilah ia mulai bertanya-tanya, sepertinya ada sesuatu yang lain tentang bambu ini, hanya belum ketemu kepada siapa bertanya tentang bambu.

Tahun 2012, tepatnya di bulan April, ada publikasi Workshop Merajut Bambu 1.000 Candi untuk Kemanusiaan di Magelang yang digagas oleh Ahli Arsitektur Vernakular Bapak Galih Alm. Aku sangat antusias sekali dan bermimpi event bambu nasional seperti itu harus ada di Banten juga. Oleh karena itu aku mengirimkan para Pejuang Eco Village untuk belajar mengenai bambu di workshop tersebut,’ imbuhnya

Setelah itu, di media massa, heboh tentang jembatan indiana jones di daerah Lebak Banten, dimana anak-anak sekolah menyeberangi jembatan gantung yang rusak terkena banjir sungai Ciberang. Pada saat bersamaan, ia dan kawan-kawan dari relawan kampung sedang membantu membangun jembatan gantung di kampung dukuh handap kawasan buffer zone ujung kulon.

Mukoddas pikir itu sifatnya hanya sementara, harus ada model pemberdayaan yang lebih smart dibanding hanya memberikan bantuan berupa pembangunan jembatan gantung. Saat terjadi bencana lagi, pasti mereka minta bantuan kita lagi karena material jembatannya hanya bisa diperoleh di kota. Di sana, Mukoddasmelihat potensi alamnya sangat melimpah, terutama kayu dan bambu, hanya aku masih belum begitu yakin dengan kekuatannya (?)

Bersambung....

(zal)

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online