Peran Ganda Nita Siregar, Hidup ini Pilihan dan Tidak Ada yang Sempurna

Nita Siregar Nita Siregar

detaktangsel.comPerempuan keturunan Mandaling Sumatera Utara Amdainita Siregar alias Nita Siregar merupakan sosok perempuan multi talent.

Nita Siregar merupakan sosok perempuan pekerja yang memiliki jiwa mandiri. Namun Ia tidak melupakan kodratnya sebagai wanita. Dan, peran ganda pun sanggup Nita lakukan tanpa bantuan asisten rumah tangga.

Selain sukses sebagai pengusaha, perempuan 52 tahun yang telah dikaruniai dua anak (Barry Wiethoff, 21 tahun dan Michele Nauli Wiethoff, 11 tahun) sebagai buah cintanya dengan pria berkebangsaan Jerman, Markus Wiethoff.

Sejak remaja hingga usai menyelesaikan studi jurusan Hubungan Internasional di Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Nita cukup matang pengalaman dalam berorganisasi. Ia juga mantan marketing di dua majalah terbitan Jakarta, selain produser rekaman, pencinta musik dan bercocok tanam aneka tanaman hias dan buah-buahan.

Selama lebih kurang 13 tahun Nita keliling dunia mendampingi suami bertugas di banyak negara dilakukannya dengan penuh cinta, hingga kemudian Ia memilih menetap di Indonesia bersama dua buah hatinya.WhatsApp Image 2017-03-16 at 23.42.44

'Sang Putri' buah cintanya yang tengah duduk di bangku Kelas 5 SD Al-Azhar BSD. Sementara, 'sang pangeran' tahun 2017 ini tengah mengikuti pendidikan di German, mengikuti program di Swiss German University (SGU), dan sang suami tetap tugas di Eropa dan Amerika.

Menurut Nita, dirinya berkecimpung di dunia seni sejak dari Sekolah Dasar (SD), kemudian mulai duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) mulai belajar alat musik Drum dan menjadi muridnya Ekky Soekarno, serta belajar Orgen, yang kemudian menjadikannya sempat menjadi guru privat orgen.

"Waktu kuliah ambil Ilmu Politik jurusan Hubungan International, biaya kuliah dari mengajar orgen, menyanyi, dan kerja di beberapa perusahaan. Jadi, tidak dibiayai orangtua," ungkap Nita, sambil menerawang ke masa lalu.

Nita menambahkan, dari sanalah Ia banyak mengenal Musisi yang sekarang sudah senior. "Karena sifatnya berseni untuk membiayai kuliah, maka tidak sempat top, tapi sempat juga bermain di beberapa sinetron bareng mbak Mizz," imbuh Nyonya Markus Wiethoff, di kediamannya yang luas dan asri.

Dalam kesempatan khusus, Nita berselancar ke mana remaja. Ia menjelaskan, sejak SMA hingga kuliah aktif di berbagai organisasi Pencinta Alam, diantaranya URAL, TRAMP, dan HIMPALA. Selain itu, lanjut Nita, Ia juga semakin aktif di organisasi musik, seperti Warior 28, Krems, juga bergabung dalam group-group band para kaum hawa. Di sisi lain, Nita juga aktif di organisasi politik di Kampus Unas, bareng sama Nuku Sulaiman (Alm), Amir Daulay (Alm), dll.

"Setelah menikah yang seharusnya saya kerja sesuai bidang saya, tapi karena suami tidak mau berhenti bekerja, maka saya yang ikut dengan beliau bekerja kemana pun. Alhamdulillah selama kurang lebih 13 tahun saya diberi kesempatan oleh Allah SWT berkeliling dunia, walau dengan ikut suami bekerja," papar Nita mengenang saat selalu berada di antara belahan-belahan jiwanya.

Suatu hari, lanjut Nita, sekembali dirinya ke Indonesia bersama keluarga, karena alasan anak-anak tidak bisa harus terus menerus berkeliling dunia, Nita berpikir bahwa anak-anak perlu sekolah yang tetap. "Makanya saya ambil keputusan untuk tinggal di Indonesia," ujarnya.

Kehidupan baru pun Nita mulai, dan mulailah Nita bersosialisasi lagi dengan kehidupan dan budaya di Indonesia. Sebagai perempuan yang terbiasa aktif, disiplin, dan mandiri, Nita mencoba menata kehidupan keluarga kecilnya pun secara mandiri.

"Walau awalnya sangat berat karena saya sudah terbiasa disiplin waktu menjaga kebersihan, dan lain-lain. Maka, sampai saat ini saya kerjakan pekerjaan rumah sendiri tanpa asisten rumah tangga, karena sudah terbiasa," terangnya lagi.

Nita berpendapat, bahwa hidup ini pilihan dan tidak ada yang sempurna. "Sesuatu tidak bisa didapat dengan begitu saja, harus dengan kerja keras," ungkap Nita.

Dalam hal karier, Nita pernah melakukan dua tugas, yakni kuliah sambil bekerja di majalah 'Suasana' milik Kemala Motik. Lalu, dipercaya menjalankan perusahaan milik Amir Syamsudin, hingga punya perusahaan sendiri sampai saat ini. "Bergerak dalam bidang Cargo, Batubara dan Property," ungkapnya.

Hingga saat ini kesibukan Nita tiada henti, dan Nita pun aktif di Lions Club Internasional sebagai organisasi pengabdian masyarakat. Karena, menurut Nita, hidup ini harus balance antara kehidupan dunia dan akhirat.

Sementara, di antara kesibukannya tersebut, Nita pun terpilih menjadi Ketua Persatuan Artis Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI) Kota Tangsel. Alasan dirinya tertarik menata PAPPRI Tangsel, adalah Pertama, karena sesuai dengan darah seni dan kecintaannya terhadap seni terutama seni musik; Kedua, melihat kondisi di Tangsel ini banyak potensi yang bisa dikembangkan; Ketiga, banyak musisi senior yang perlu kita ajak berkarya lagi; Keempat, meluruskan kembali PAPPRI Tangsel ini sesuai dengan Visi Misi PAPPRI.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online